UNS – Himpunan Mahasiswa Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (HM Pelita) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Webinar Nasional pada Sabtu (18/7/2020). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari acara Agrixplosion 2020 yang mengusung tema Agricultural Extension Planning Some Innovation. HM Pelita menghadirkan lima pembicara yaitu Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsyi, People and Culture Manager TaniHub Group, Erick Warisandy, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Temanggung, Sumarno,S.P., OISCA TC Karanganyar, Mulyono Herlambang, dan dosen prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian FP UNS, Widiyanto, Ph.D.
Webinar ini diikuti oleh sekitar 2.000 peserta baik melalui aplikasi Zoom Meeting maupun siaran langsung kanal YouTube. Pada materi pertama yang disampaikan oleh Prof. Dedi Nursyamsyi membahas mengenai pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dedi menjelaskan bahwa pada masa pandemi, sistem pertanian di Indonesia sangat terganggu.
“Akibat dari pandemi ini yakni suplai pangan terhambat, permintaan produk pertanian menurun, ancaman krisis pangan, serta pembatasan ekspor pangan global. Selain itu, FHO juga memprediksi akan terjadi kekeringan sehingga kita harus melakukan percepatan tanam dengan disertifikasi pangan yang mutlak,” jelasnya.
Program utama pembangunan pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia dapat dilakukan dengan gerakan nasional. Hal tersebut meliputi peningkatan produktivitas, produksi, dan ekspor, peningkatan populasi ternak, pengembangan SDM, serta penerapan mekanisme pertanian dengan ekspansi pertanian.
“Pembangunan pertanian ini akan berdampak pada tersedianya pangan untuk 267 juta jiwa, meningkatnya kesejahteraan petani, dan dapat meningkatkan ekspor pangan secara baik. Tujuan pembangunan pertanian dapat dilakukan dengan salah satu kegiatan yaitu kostratani yang merupakan pusat kegiatan pembangunan berbasis Teknologi Informasi. Kostratani diharapkan dapat meningkatkan kualitas pangan dan membangun pertanian kita untuk masa mendatang,” papar Dedi.
Pembicara dari Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Sumarno, S.P. menjelaskan tentang manajemen dan kontribusi SDM pertanian dalam perspektif wawasan nusantara.
“Terbatasnya SDM dan rendahnya minat generasi muda dalam bidang pertanian dapat membuat produk-produk pertanian menjadi tidak bisa bersaing dengan pasar luar. Sasaran strategis yang dapat dilakukan sebagai antisipasi yakni dengan meningkatkan pencapaian produktivitas komoditas unggulan tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan, meningkatkan kualitas penyelenggaraan penyuluhan, meningkatkan tenaga kerja produktif di sektor pertanian, serta pemberdayaan agribisnis berbasis korporasi petani,” terangnya.
Sementara itu, Widiyanto, Ph.D. juga menjelaskan mengenai SDM pertanian yang adaptif dan inovatif.
“SDM pertanian yang adaptif harus memperhatikan aspek-aspek seperti perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan agar dapat menciptakan pertanian yang Tangguh. Contohnya dapat menahan guncangan gejolak pasar, perubahan cuaca, dan serangan hama selain itu juga dapat beradaptasi dan berevolusi dalam menghadapi segala kondisi dan menjaga resiliensi terhadap perubahan,” paparnya.
SDM pertanian juga harus inovatif agar dapat memperhatikan aspek perubahan dalam pembangunan pertanian, perubahan sistem pengetahuan, dan pada hadirnya new agriculture. Sistem inovasi dalam pertanian sangat dibutuhkan oleh petani milenial untuk bisa menjangkau semua aspek dalam pertanian seperti produksi, teknologi, pasar, dan kelembagaan.
“Generasi milenial untuk masa depan pertanian tumbuh di lingkungan yang memanfaatkan teknologi canggih. Generasi ini juga seharusnya lebih visioner, inovatif, open minded, optimistis, dan suka dengan tantangan. Untuk membangun pertanian, dapat dilakukan dengan pembinaan petani melalui kelembagaan,” pungkasnya. Humas UNS
Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti
The post Pentingnya SDM Pertanian untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional appeared first on Universitas Sebelas Maret.