
UNS — Dalam rangka meningkatkan minat mahasiswa untuk menempuh studi lanjut di luar negeri, UPT Kerjasama dan Layanan Internasional (International Office (IO)) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan sharing session “Australia Award Scholarship (AAS)”. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (7/4/2021) secara daring melalui Zoom Cloud Meeting.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Bisnis, dan Informasi UNS, Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si. dalam pembukaannya menyampaikan bahwa studi lanjut merupakan upaya UNS sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) untuk mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di UNS.
“Kami di UNS saat ini memiliki target untuk meningkatkan jumlah alumni kami yang studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi baik di tingkat S2 maupun S3 yaitu sejumlah 20,29% dari alumni kami untuk melanjutkan studi S2 dan S3,” terang Prof. Sajidan.
Pandemi Covid-19 berdampak pada terbatasnya akses perjalanan ke luar negeri sehingga membuat turunnya minat untuk melanjutkan studi di luar negeri. Banyak mahasiswa dan dosen bertanya-tanya apakah masih mungkin melakukan studi di luar negeri. Oleh karena itu, UNS bekerja sama dengan beasiswa Australia Award dengan mengadakan sesi informasi tentang kesempatan kuliah di Australia.
“Semoga dengan sesi informasi AAS siang hari ini dapat memotivasi kita semua untuk berkompetisi dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia, dan setelah ini saya harap akan banyak mahasiswa dan dosen UNS yang mendaftar AAS dan berangkat ke Australia untuk melanjutkan studinya,” tambah Prof. Sajidan.

Kegiatan dimoderatori oleh Feri Setyowibowo, S.E., M.M. PhD, selaku International Office Regional Coordinator for America and Oceanian Countries. Sharing session ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Riyantisa Fikautsara selaku Communications and Promotions Coordinator Australia Awards in Indonesia, Dede Indra Kurniawan selaku Communications and Promotions Manager Australia Awards in Indonesia, serta RR. Ratri Werdiningtyas, S.T., M.T., Ph.D. yang merupakan Dosen Fakultas Teknik (FT) UNS.
Mengawali perbincangan, Fika menjelaskan sekilas mengenai Australia Award yang ada di Indonesia. Fakta menarik bahwa Australia Award merupakan program beasiswa internasional terlama yang ada di Indonesia. Program ini terbagi menjadi studi jangka panjang (long Term Award) dan jangka pendek (Short Term Award) untuk S-2 dan S-3.
Poin penting yang perlu diketahui mengenai program beasiswa long term award bahwa tidak ada batasan usia bagi pendaftar. Pendaftar pun dibolehkan untuk mendaftar kembali pada program ini apabila dinyatakan gugur sebelumnya. Tahun 2021 ini, program long term award menyediakan hingga 200 beasiswa pascasarjana dan tentunya terbuka untuk umum. Adapun Fika menjelaskan beberapa hal yang menjadi prioritas dalam program ini.
“Namun kami mendorong, artinya kami memberikan prioritas kepada teman-teman perempuan, pelamar dengan disabilitas, dan teman-teman yang KTP-nya berasal dari geographic focus area,” terang Fika.
Terdapat tiga bidang yang menjadi prioritas pada program ini yaitu ketahanan kesehatan, pemulihan ekonomi, dan stabilitas. Keikutsertaan dalam program beasiswa ini tentu mendapatkan banyak manfaat baik sebelum keberangkatan maupun ketika berada di Australia. Bahkan manfaat lain masih bisa didapat ketika telah kembali ke Indonesia.
Pemateri berikutnya adalah RR. Ratri Werdiningtyas, S.T., M.T., Ph.D. yang menceritakan pengalamannya selama menjadi bagian dari AAS. Ratri membeberkan alasan mengapa memilih program AAS. Mulai dari terinspirasi dari para dosen yang pernah berkuliah disana, manfaat berlimpah yang didapat, hingga label prestise yang disandang program beasiswa ini yang mendorong Ratri untuk ikut mendaftar.
Ratri juga membagikan pandangan mengapa perlu untuk memilih top 5 universitas di Australia. Hal yang dapat menjadi pertimbangan adalah pada fasilitas belajar yang diberikan, supervisor yang berkompeten, serta tanggap dalam merespon permasalahan mahasiswa.
Bukan tanpa tantangan, Ratri menempuh pendidikan dengan penuh perjuangan. Berkuliah sambil mengasuh anak semenjak usia 5 bulan tentu bukan hal yang mudah. Namun, semua terbayar ketika mampu menyelesaikan program beasiswa tepat pada waktunya.
“Saya juga meng-encourage teman-teman mungkin yang lagi memikirkan ‘Master’ atau ‘Ph.D’ diluar, bettered keluar karena family experience kemudian kita dapat friendship kemudian yang paling penting adalah kid education,” tutur Ratri. Humas UNS
Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti
The post Bersama Australia Award Scholarship, IO UNS Menjawab Kekhawatiran Berkuliah di Luar Negeri pada Masa Pandemi appeared first on Universitas Sebelas Maret.