UNS — Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggadakan Webinar Cuap Financial & Entrerpreneurship (CAFE) pada Sabtu (5/6/2021). Webinar tersebut dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting. Sebagai wadah edukasi keuangan bagi masyarakat, webinar CAFE mengusung tema Perencanaan Financial untuk Memulai Bisnis. Tema tersebut memperoleh antusiasme yang tinggi dari masyarakat, terbukti dari jumlah peserta yang mencapai 250 pendaftar.
Webinar CAFE dipandu oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS, yakni Rahajeng Kartika Wungu sebagai moderator. Sementara itu, pemateri yang mengisi webinar CAFE adalah Fatih Hadiwarsa dan Shresta Purnamasari, S.E., M.Sc.
Sebagai founder @olehrestuibu, Fatih Hadiwarsa membagikan pengalamannya dalam membangun bisnis di masa kuliah. Menurutnya, untuk membangun sebuah bisnis diperlukan beberapa aspek, seperti semangat yang tidak pernah pudar, kemampuan, portofolio, kelengkapan alat, relasi, dan skill management.
Sementara itu, Shresta Purnamasari mengungkapkan bahwa untuk memulai sebuah bisnis, pebisnis harus memiliki perencanaan keuangan di masa depan. Dosen Universitas Katolik Soegijapranata sekaligus alumnus Manajemen UNS tersebut juga menegaskan bahwa perencanaan keuangan perlu dilakukan sesegera mungkin.
“Financial planning itu perlu dilakukan sedini mungkin, berapapun penghasilan kita,” ujar Shresta.
Untuk memulai merencanakan keuangan, Shresta membagikan tips yang perlu diketahui agar seseorang dapat menggunakan dana penghasilannya dengan bijak. Tips financial planning tersebut ada empat, yakni budgeting, financial goals, Trade-off between risk and return, dan investing.
Budgeting merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai financial planning. Melalui budgeting, penghasilan dapat dialokasikan dengan tepat. Shresta membagikan rumus budgeting yang terdiri dari dana konsumsi, dana tabungan termasuk di dalamnya adalah dana darurat, dan dana untuk investasi.
“Budgeting juga bisa menggunakan Hukum 70 : 30. Hukum 70 : 30 merupakan presentase penghasilan yakni 70% untuk konsumsi dan 30% untuk menabung dan investasi. Akan tetapi, setiap orang bisa menggunakan kurva yang berbeda, bergantung dengan situasi dan kondisinya,” jelasnya.
Setelah membagi uang penghasilan melalui budgeting, langkah selanjutnya adalah membuat financial goals. Financial goals merupakan tujuan-tujuan yang akan dicapai di masa mendatang dan dinyatakan berdasarkan nilai mata uang. Shresta menganalogikan financial goals sebagai tujuan hidup seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki tujuan dalam hidup, maka hidupnya akan mengalir seperti air.
Selanjutnya, saat merencanakan keuangan, perlu juga mengetahui trade-off between risk and return. Hal tersebut harus diketahui ketika seseorang hendak melakukan investasi.
“Ketika menyimpan uang di rekening tabungan, uang tersebut tidak akan tumbuh. Sementara kita dihadapkan oleh inflasi. Oleh karena itu, agar uang bertumbuh, kita perlu melakukan investasi,” kata Shresta.
Trade-off between risk and return perlu dipahami untuk melihat adanya pertukaran antara risiko dan return. “Semakin tinggi risiko maka untungnya semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah risiko, maka untungnya semakin kecil,” imbuh Shresta.
Setelah memahami trade-off between risk and return, langkah selanjutnya adalah memulai investasi. Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih investasi adalah jangka waktu investasi.
“Investasi itu berbeda dengan trading. Trading adalah berdagang yang langsung bisa dirasakan untungnya. Sementara investasi membutuhkan waktu untuk mendapatkan keuntungan,” jelas Shresta.
Beberapa macam jenis investasi dari yang risikonya rendah ke risiko tinggi adalah tabungan, deposito, pasar uang seperti obligasi, reksadana, dan saham.
“Kalau mau sukses dalam berinvestasi, kita butuh waktu dan harus disiplin,” pungkas Shresta. Humas UNS
Reporter: Alinda Hardiantoro
Editor: Dwi Hastuti
The post Adakan Diskusi Edukasi Keuangan, Webinar CAFE Bagikan Tips Financial Planning appeared first on Universitas Sebelas Maret.