UNS — Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Webinar Nasional dengan tema ‘Inisiasi Kolaborasi Implementasi CSR dalam Rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka’, Rabu (30/6/2021). Webinar tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Fakultas Pertanian UNS.
Sejumlah pembicara baik dari akademisi, perwakilan pemerintah maupun perusahaan hadir dalam webinar tersebut. Mereka di antaranya Dr. Agung Wibowo, Rachmad Handoyo, SPi. MM., Sunardi, S.P., M.Si., dan Afief Nazaruddin, S.P.
Sebagai anggota DPR RI Komisi IX sekaligus pegiat CSR, Rachmad Handoyo menuturkan bahwa perusahaan yang telah melaksanakan tugas dan kegiatan CSR akan berjalan dengan aman dan diterima oleh masyarakat. Akan tetapi, mantan DPR RI Komisi IV yang menangani bidang pertanian, kehutanan, dan kelautan tersebut menuturkan bahwa tidak semua perusahaan melaksanakan CSR. Hal tersebut dapat dilihat dari presentasi hutan di Kalimantan yang mengalami penurunan.
“Saya agak miris, di Kalimantan itu hutan kita hampir tinggal di bawah 30%. Kalau dilihat, di situ ada tambangnya dan ada hutan-hutan yang sudah rusak. Padahal sesuai amanat rakyat, seluruh perusahaan yang bergerak di bidang Sumber Daya Alam (SDA) wajib hukumnya untuk mendiskusikannya dan mengimplementasikan dalam bentuk CSR,” tutur Rachmad.

Selaras dengan hal tersebut, dosen FP UNS yakni Dr. Agung Wibowo juga mengatakan bahwa kesadaran perusahaan untuk melakukan CSR masih rendah. Beberapa program perusahaan juga kurang bersinergi dengan kebutuhan masyarakat. Banyak perusahaan berpendapat bahwa pelaksanaan CSR hanya buang-buang uang dan tidak meningkatkan profit perusahaan.
Padahal pelaksanaan CSR telah diatur dalam Undang-Undang, misalnya UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkugan Hidup, UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dan Peraturan Menteri BUMN No PER-08/MBU/2013.
Sebenarnya, pelaksanaan CSR di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar. Pada tahun 2015 saja, estimasi dana CSR dari 700 perusahaan baik BUMN maupun swasta mencapai Rp12 T. Artinya, kalau seluruh stakeholder baik dari dunia kampus, praktisi, akademisi maupun konsultan perusahaan mampu mengoptimalkan dana tersebut, maka akan berdampak bagi perusahaan, masyarakat, dan lingkungan.
“Yang paling cocok dan paling tepat itu saya kira hanya akademisi dari Universitas. Dari sisi teori ada, implementasinya ada, sumber daya juga ada,” ujar Rachmad.
Kolaborasi antara perusahaan dan dunia kampus dapat menjadi salah satu upaya untuk membumikan potensi CSR dalam kehidupan masyarakat. Kolaborasi tersebut dapat dimulai dengan memberikan program beasiswa dan entrepreneur yang diberikan oleh perusahaan kepada mahasiswa, contohnya program beasiswa Mandiri Sekuritas, Pertamina, atau Insentif kegiatan kemahasiswaan dari BRI. Dengan demikian, mahasiswa dapat berperan sebagai peserta program tersebut. Tidak hanya itu, mahasiswa juga dapat menjadi penyelenggara kegiatan-kegiatan yang mendorong potensi CSR sesuai dengan aturan yang berlaku di kampus. Sebagai akademisi, mahasiswa juga dapat melakukan kajian ilmiah mengenai CSR sebagai bahan evalusi dan masukan bagi perusahaan yang diteliti.
Sementara dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Dr. Agung Wibowo mengatakan bahwa terdapat delapan pilar peran mahasiswa, salah satunya membangun desa.
“Barangkali sangat strategis sekali ketika perusahaan itu bergandengan dengan Perguruan Tinggi karena di sana banyak mahasiswa yang bisa memainkan peran itu,” tutur Dr. Agung Wibowo.
Tidak hanya di bidang akademis, peran mahasiswa dalam membumikan potensi CSR juga dapat dilakukan melalui perannya sebagai organisatoris dan agent of change.
Melalui Webinar Nasional ‘Inisiasi Kolaborasi Implementasi CSR dalam Rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka’, Prof. Samanhudi selaku Dekan FP UNS berharap agar kerja sama antara Perguruan Tinggi dan perusahaan semakin meningkat baik dalam pendidikan, pengajaran, penelitian maupun pengabdian masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain itu, Webinar Nasional juga diharapkan dapat menjadi wadah rekomendasi perusahaan kepada Perguruan Tinggi sebagai bentuk arahan dan sinergi untuk mewujudkan tenaga pengajar dan lulusan Perguruan Tinggi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Selain menggelar Webinar Nasional, di kesempatan yang sama FP UNS juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan beberapa mitra sebagai bentuk implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Mitra tersebut di antaranya Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Desa Ponggok, dan PT. Bumi Perkasa Agrindo. Humas UNS
Reporter: Alinda Hardiantoro
Editor: Dwi Hastuti
The post Dorong Potensi dan Implementasi CSR, Pegiat CSR: Yang Paling Cocok dan Tepat hanya Mahasiswa appeared first on Universitas Sebelas Maret.