Himpunan Mahasiswa Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (FT UNS) Surakarta menyelenggarakan seminar nasional bertema “Optimalisasi Pembangunan Prasarana Transportasi Antarmoda Guna Mendukung Konektivitas Nasional”, Sabtu (29/10/2016). Dalam seminar yang digelar di Auditorium UNS tersebut menghadirkan 5 pembicara yang dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama diisi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono yang diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PUPR, Danis H. Sumadilaga; Anggota Komisi V DPR RI, Nusyirwan Soejono; Kepala Balitbang Kementerian Perhubungan, Agus Santoso. Untuk sesi kedua, narasumber yang dihadirkan adalah Kasubdit Penataan dan Pengembanan Jaringan Perkeretaapian, Titiek Masdini Agustrina dan Akademisi UNS, Ary Setyawan.
Dekan FT, Solihin As’ad dalam sambutannya mengatakan bahwa yang disebut konektivitas pada akhirnya selain untuk menghubungkan antar daerah yang masih terisolasi dan yang sudah memiliki akses adalah untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Menggantikan Menteri PUPR, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PUPR, Danis H. Sumadilaga menyampaikan materi pada semnas.
Salah satu pembicara yakni Danis memberikan materi mengenai perkembangan infrastruktur transportasi di Indonesia, tantangan yang ada dalam mewujudkan Nawacita, dan peranan Kementerian PUPR. Ia memulai presentasinya dengan menyampaikan masalah indeks daya saing Indonesia yang memengaruhi peringkat daya saing. Naik turunnya peringkat daya saing dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya mengenai kondisi jalan. “Kalau kita berbicara masalah transportasi adalah biaya logistik. Di kita, biaya logistik itu kurang lebih 24 persen dari GBT. Padahal di Malaysia 13 persen, di Amerika, Jepang 11 persen,” ungkapnya. Selain itu, fakta di lapangan mengungkapkan bahwa sebanyak 80 persen lalu lintas angkutan penumpang dan 90 persen lalu lintas barang bertumpu pada jalan.
Berdasarkan data, masih lanjut Danis, pada 2015 penduduk Indonesia, sebanyak 53 persen hidup di perkotaan. “2035, proyeksinya, 72 persen akan hidup di perkotaan,” terang Dani. Implikasi yang akan terjadi adalah beban pada infrastruktur yang terkait dengan mobilitas yaitu transportasi, sehingga moda transportasi yang bersifat pribadi memang harus dikurangi.
Tugas Kemen PUPR
Lebih lanjut, tugas Kementerian PUPR di periode ini adalah membangun Indonesia dari pinggiran dan bagaimana meningkatkan produktivitas nasional. “Membangun produktivitas adalah membangun konektivitas,” ujar lulusan dari salah satu perguruan tinggi Australia itu.
Konektivitas transportasi nasional, menurutnya, merupakan keterpaduan antar moda transportasi untuk menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan dalam rangka memperlancar arus barang, jasa, dan penumpang. Peran kementerian tersebut adalah membangun sistem jaringan nasional yang mendukung pelabuhan, bandara, angkutan sungai, terminal, industri, dan pusat kegiatan nasional lainnya. “Selain itu, yang dibangun selama 5 tahun ke depan mulai 2015 adalah kita akan membuat kontruksi jalan tol 1000 km, memelihara jalan nasional sepanjang 47 ribu km, pembangunan jalan nasional, 2560 flyover, dan lain sebagainya.

Solihin As’ad, Dekan FT UNS menyampaikan bahwa konektivitas moda transportasi adalah untuk membawa kesejahteraan untuk masyarakat.
Dalam seminar tersebut, mahasiswa, praktisi, akademisi, dan pihak lain yang bersangkutan serta berkepentingan dapat ikut berpartisipasi untuk menggali inovasi dalam mengoptimalkan sumber daya dan permasalahan yang ada. “Hasil dari seminar nasional Civil Week 2016 ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan konektivitas antardaerah sehingga pemerataan pembangunan di setiap daerah di Indoneisa dapat tercapai,” ujar Ketua Panitia Civil Week 2016, Lintang Taruna.[](dodo.red.uns.ac.id)
The post Tingkatkan Produktivitas Nasional dengan Bangun Konektivitas Prasarana Transportasi appeared first on Universitas Sebelas Maret.