Quantcast
Channel: Universitas Sebelas Maret
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6189

Mahasiswa KKN UNS Kembangkan Olahan Tempe Mlanding Bersama Masyarakat Desa Mojopuro, Wonogiri

$
0
0

UNS — Dalam upaya mengembangkan sentra Industri Mojopuro, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan workshop pengolahan Tempe Mlanding. Kegiatan ini diinisiasi oleh kelompok 84 KKN UNS yang berlokasi di Desa Mojopuro, Wonogiri. Ibu-ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari Dusun Nglorong dan Dusun Gayam menjadi peserta workshop yang diadakan di Balai Desa Mojopuro pada Kamis (14/1/2021).

Kepala Desa Mojopuro, Kasno menyampaikan bahwa secara umum masyarakat Dusun Nglorong dan Dusun Gayam di Desa Mojopuro tergolong dalam masyarakat semi modern. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan utama masyarakatnya adalah bertani, membuka usaha, dan merantau di luar kota. Dikatakan juga mayoritas masyarakat Desa Mojopuro berada pada usia produktif. Anak-anak yang telah lulus dari bangku SMP pun lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMK dibandingkan SMA. Mereka berkeinginan agar setelah lulus sekolah dapat langsung bekerja atau membuka usaha sehingga tidak perlu melanjutkan pendidikan ke bangku perguruan tinggi. Kondisi demikian menjadi latar belakang yang kuat bagi Kelompok 84 KKN UNS untuk melaksanakan program workshop tersebut.

Usaha dalam pengembangan produk olahan Tempe Mlanding ini bukan berjalan tanpa kendala. Relasi masyarakat yang kurang dalam upaya menyesuaikan pasar dan ketahanan produk olahan Tempe Mlanding tersebut menjadi kendala utama dalam hal pemasaran dan pengemasan.

“Ditambah  dengan harganya itu lho, mbak. Itungannya kan mahal. Satu tempe sampai di angka dua ribu. Padahal, kalau dibandingkan dengan tempe daun itu kan seribu bisa dapat dua. Njomplang banget,” keluh Ibu Giyatmi selaku masyarakat setempat.

Hal tersebut yang menjadi sorotan Kelompok 84 KKN UNS untuk turut berkontribusi memberikan solusi dalam workshop ini. Pelatihan branding, digital marketing, serta metode vacuum packaging menjadi hal yang diajarkan dalam workshop tersebut.

Produk olahan tempe yang diberi merek Kripik Wanantara ini memiliki potensi usaha yang bagus untuk terus dikembangkan. Nyatanya, masyarakat bersama kelompok KKN menemukan nilai tambah pada kripik tempe mereka.

“Semakin lompe (kondisi tempe yang hampir busuk dan sedikit basah), semakin enak rasanya. Tidak menghilangkan rasa original mlandingnya. Kalau dijemur terlalu lama malah membuat hilang rasa mlandingnya. Kalau sampai kota, mungkin bisa dijual sampai dengan dua puluh ribu satu bungkusnya,” ungkap Kepala Desa Mojopuro, Kasno.

Diakhir sesi, Kepala Desa Mojopuro, Kasno juga memberikan pesan kepada ibu-ibu peserta untuk kemudian bisa mengeksekusi langsung inovasi-inovasi yang telah dipelajari pada usaha masing-masing. Dengan adanya workshop ini, masyarakat setempat juga diharapkan mampu mengembangkan inovasi produk olahan tempe berbahan dasar Tempe Mlanding yang menjadi ciri khas atau ikon dari desa ini sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

The post Mahasiswa KKN UNS Kembangkan Olahan Tempe Mlanding Bersama Masyarakat Desa Mojopuro, Wonogiri appeared first on Universitas Sebelas Maret.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6189

Trending Articles