Quantcast
Channel: Universitas Sebelas Maret
Viewing all 6189 articles
Browse latest View live

Diskusi Kebangsaan IKA UNS Ajak Masyarakat Bumikan Pancasila

$
0
0

UNS – Diskusi kebangsaan dalam rangka Hari Lahirnya Pancasila diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada hari Senin (1/6/2020). Melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan langsung oleh akun Youtube UNS, terdapat 250 peserta bergabung meramaikan diskusi. Dipandu oleh Dr. Sunny Ummul Firdaus, S.H., M.H., acara dimulai dengan pengantar dari Wakil Ketua IKA UNS, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrullah., S.H., M.H.

Ajakan untuk membumikan nilai-nilai ideal Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari disampaikan oleh Prof. Zudan sejak awal. Berbagai latar belakang profesi alumni UNS diharapkan mampu mewujudkan terlaksananya nilai-nilai Pancasila di berbagai sektor. Alumni Fakultas Hukum (FH) UNS tersebut juga menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancasila bisa terimplementasi dengan baik di negara yang tak mengenal Pancasila. Maka seharusnya di Indonesia sendiri Pancasila harus menjadi primadona.

Saat ini kebutuhan dan kepentingan bersama menjadi fokus utama bangsa Indonesia. Semangat gotong royong digaungkan oleh seluruh masyarakat untuk menularkan energi positif. Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho menegaskan bahwa saat ini masyarakat Indonesia tengah menghadapi ujian yaitu Covid-19.

“Kita akan tunjukan ke dunia bahwa kita tidak boleh pesimistis, menyerah kalah. Kita harus mampu memikul tanggung jawab bersama, menyodorkan bahu untuk menolong sesamanya. Inilah keelokan dari Pancasila yang selalu mampu memandu kemajemukan dengan spirit bersama kita bisa,” tutur Prof. Jamal.

Pada kesempatan ini terdapat lima pembicara yang mengisi diskusi yaitu Dr. Drs. Karjono Sestama, S.H., M.Hum. (Sekretaris Utama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Prof. Dr. Hermanu Jubagyo, M.Pd. (Kepala Pusat Studi Pancasila LPPM UNS), Drs. Sudaryanto, M.Si. (Widyaiswara Utama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah), Prof. Zudan (Dirjen Dukcapil Kementrian Dalam Negeri serta Ketua Umum KORPRI) dan terakhir Dr. Abdul Kharis Almashari, S.E., M.Si., Ak. CA,. (Wakil Ketua Komisi I DPR-RI).

Menyampaikan materi pembuka, Dr. Karjono menjelaskan langkah-langkah yang bisa diterapkan untuk mendukung Pancasila di masa pandemic Covid-19. Nilai luhur Pancasila harus hadir disetiap langkah yang diambil oleh pemerintah dan penerapannya di masyarakat. Terdapat dua langkah utama untuk mewujudkan nilai luhur bangsa ini yaitu inovasi dan kerja nyata. Selain itu kemandirian, persatuan, dan saling membantu juga menjadi poin yang tidak dilupakan.

Implementasi Pancasila dalam tindakan gotong royong menjadi poin penting pembahasan dalam diskusi malam itu. Prof. Hermanu menjelaskan bahwa gotong royong merupakan kekuatan yang bisa digunakan untuk menumbuhkan demokrasi salah satunya di bidang ekonomi. Wujud nyata penerapannya adalah Koperasi. Mengutip dari Bapak Koperasi Indonesia Moh. Hatta yang mengatakan bahwa salah satu bentuk gotong royong bidang ekonomi adalah koperasi.

Seiring berjalannya waktu supaya lebih mudah untuk diterapkan maka dilakukanlah modifikasi gotong royong sebagai nilai, pribadi dan daya saing. Sebagai nilai kehidupan, gotong royong mengutamakan toleransi, equality & equity, consciousness, loyality, team work dan keinginan untuk meningkatkan integritas. Dari sisi pribadi orang yang memiliki sifat gotong royong ialah orang yang unselfishness atau orang yang mengajak dan mendorong lingkungan untuk memiliki peran. Terakhir dari sudut pandang daya saing yang memiliki makna bahwa gotong royong ini bisa terwujud sebagai system belief berupa komunikasi, kerja sama dan berkompetisi secara sehat.

Berkaitan dengan implementasi yang baik maka masyarakat perlu menyadari cara untuk membumikan Pancasila untuk tetap lestari. Ketua IKA UNS Jawa Tengah, Dr.Sudaryanto, M.Si menyampaikan bahwa membumikan Pancasila dapat dilakukan dengan memahami sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia. Dengan adanya pemahaman terhadap proses tersebut maka satu persatu akan lebih mudah memahami nilai yang terkandung dalam lima sila. Kemudian secara tindakan bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghargai satu sama lain, welas asih membangun tekad dan semangat kebersamaan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa ancaman terhadap ideologi negara Indonesia masih terus ada sampai saat ini. Menurut Prof. Abdul Kharis, beliau menjelaskan bahwa ancaman untuk negara Indonesia selalu ada. Akan menjadi hal aneh jika sebuah negara aman-aman saja. Penjelasan tersebut tercetus karena dengan menyadari adanya ancaman maka suatu negara tentunya akan lebih bersiap. Bentuk ancamanpun beragam ada yang secara fisik menyerang ada juga ancaman yang dilakukan diam-diam dan tidak terlihat.

Sudut pandang penerapan Pancasila dalam birokrasi kepemerintahan dan Aparatur Sipil Negara (ASN) turut menjadi pembahasan. Setelah sebelumnya membahas dalam ranah umum. Secara spesifik Prof. Zudan selaku Dirjen Dukcapil Kemendagri RI menjelaskan terkait hal tersebut. Menjalani peran sebagai bagian dari birokrat dan ASN perlu untuk sadar diri bahwa kemampuan setia serta menjaga cita-cita dan dasar organisasi dengan nilai-nilai yang terus berubah adalah kewajiban.

Pelaksanaan birokrasi di pemerintahan tidak dapat dipisahkan dari adanya generasi yang lekat dengan dua jenis pola pikir yaitu Street Smart dan Academic Smart. Kedua hal ini cukup signifikan dalam memisahkan kebiasaan dari ASN. Mereka yang menjadi bagian dari Street Smart adalah orang-orang yang belajar dari pengalaman dan lebih ahli dalam melakukan penyesuaian sehingga cenderung lebih berhasil dan mudah beradaptasi. Sedangkan, Academic Smart biasanya terdiri dari mereka yang masih idealis dengan apa yang mereka pelajari di bangku pendidikan formal.

Antusiasme peserta terhadap topik pembahasan kali ini sangat baik. Berbagi pendapat dan pertanyaan disampaikan dalam forum diskusi untuk bertukar pikiran antara satu dengan yang lain. Pancasila sebagai dasar negara merupakan pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupannya. Sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari.

“Membumikan nilai pancasila itu berawal dari diri kita sendiri, keluarga tetangga, teman, lawan atau orang yang membenci kita. Kita tidak bisa membahagiakan semuanya tapi kita bisa membahagiakan yang paling dekat dengan kita,” pesan Prof. Zudan menutup diskusi.HUMAS UNS/Ratri

The post Diskusi Kebangsaan IKA UNS Ajak Masyarakat Bumikan Pancasila appeared first on Universitas Sebelas Maret.


Gubernur Jawa Tengah Lepas Mahasiswa KKN Covid-19 UNS Tahap III

$
0
0

UNS – Pembekalan dan pelepasan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Covid-19 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahap III diadakan pada Selasa (2/6/2020). Sebanyak 744 mahasiswa dan 34 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dilepas secara daring oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Kegiatan ini berlangsung secara Live Streaming dan bisa diakses melalui kanal Youtube UNS.

Dilaporkan oleh Kepala Unit Pelaksana (UP) KKN LPPM UNS, Prof. Dr. Ir. Sudibya, M.S. bahwa KKN Covid-19 tahap ketiga ini tersebar di 17 provinsi di Indonesia dengan wilayah pelaksanaan terbanyak ada di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 530 mahasiswa.

Sementara itu, Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho mengatakan, metode yang digunakan selama pelaksanaan KKN Covid-19 tetap memperhatikan protokol kesehatan, tidak berkelompok dan melaksanakan kegiatan dari rumah saja.

“Kampus dan Pemerintah Daerah rasanya memiliki misi dan kepentingan yang sama dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, yakni ingin secepatnya menemukan solusi terbaiknya untuk keluar dari bencana. Sangat tidak mungkin kita bisa menghadapi Covid-19 dengan cara parsial. Oleh karena itu kerjasama keduanya diperlukan sebagai amunisi ampuh untuk mengajak masyarakat keluar dari kepanikan dan egoisme,” tutur Prof. Jamal

Gerakan “Jogo Tonggo” adalah salah satu program yang digencarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Merespon hal tersebut UNS juga menginisiasi adanya gerakan Siskamling Corona untuk memantik kesadaran kemanusiaan khususnya di Jawa Tengah. Kedua kegiatan tersebut memiliki kesamaan konsep dasar dalam penyelenggaraannya yakni berangkat dari pemikiran membangun solidaritas dengan basis penghormatan pada nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian sosial. Banyaknya mahasiswa yang akan melakukan KKN di Jawa Tengah tentu menjadi kesempatan baik untuk bisa mengenalkan gerakan tersebut secara masif kepada masyarakat.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merespon positif tentang kegiatan KKN Covid-19 yang dilaksanakan oleh UNS. Menurut Gubernur Jawa Tengah ini, aktivitas pendidikan di UNS tidak pernah berhenti selalu berinovasi dan selalu berkreasi. Kegiatan semacam inilah yang diharapkan bisa tumbuh di kondisi saat ini yaitu pemikiran yang inovatif dan kreatif.

“UNS tidak ada matinya,” tutur Ganjar

Pada kesempatan tersebut Ganjar Pranowo juga berpesan bahwa KKN ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menguji kapastitas diri, rasa kepeduliaan, dan kemanusiaan. Kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempraktikan ilmu yang telah dipelajarinya. Mahasiswa bisa membantu masyarakat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang tengah dihadapi, seperti pengelolaan data penduduk yang perlu diperbarui sesuai dengan kondisi zaman. HUMAS UNS/Ratri

The post Gubernur Jawa Tengah Lepas Mahasiswa KKN Covid-19 UNS Tahap III appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Rektor UNS Terima Kunjungan Kapolda Jawa Tengah

$
0
0

UNS – Rombongan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah (Jateng) yang dipimpin langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Pol. Ahmad Luthfi berkunjung ke Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Selasa (2/6/2020) siang. Dalam kunjungan yang dimaksudkan untuk giat silaturahmi usai Idulfitri tersebut, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi turut didampingi oleh Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Surakarta, Kombes Pol Andy Rifai.

Selain itu, turut mendampingi pula Kepala Biro Operasi, Direktorat Intelijen dan Keamanan, Direktorat Kriminal Khusus, Direktorat Kriminal Umum, Kepala Bidang Hukum, Kabid Humas, Kabid Propam, dan Dansat Brimob Polda Jateng.

Setibanya di Gedung Rektorat dr. Prakosa UNS, kedatangan Irjen. Pol. Ahmad Luthfi beserta rombongan disambut langsung oleh Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama UNS, Prof. Sajidan.

Sambil mengenakan masker, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi terlebih dulu diukur suhu tubuhnya sebelum memasuki Gedung Rektorat dr. Prakosa UNS sebagai contoh dari penerapan protokol kesehatan di era ‘New Normal’.

Keakraban dan kehangatan langsung terasa kala Irjen. Pol. Ahmad Luthfi diterima oleh Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, di ruang kerjanya. Dalam momen tersebut, Prof. Jamal dengan Irjen Pol Ahmad Luthfi berbincang soal peluang kerjasama antara UNS sebagai institusi pendidikan dengan Polda Jateng.

“Minal aidin walfaizin. Selamat datang di kampus UNS. Selama Covid-19 ini memang kami sudah membatasi aktivitas di kampus sejak 16 Maret lalu. Tapi, kami sekarang mencoba untuk menerapkan sesuatu yang baru, yaitu ‘New Normal,” ujar Prof. Jamal.

Dalam kesempatan tersebut, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi mengatakan bahwa kunjungannya beserta rombongan ditujukan untuk menjalin hubungan silaturahmi dengan Sivitas Akademika UNS. Selain itu, ia tidak menutup kemungkinan apabila kerjasama antara UNS dengan Polda Jateng terbuka lebar.

“Kami beserta jajaran menjalin hubungan silaturahmi dengan UNS dan kemungkinan ada kerjasama antarkepolisian dan universitas. Dan, karena saya dan Pak Rektor sudah sangat kenal lama. Dulu sering wedangan bareng juga. Di sini saya juga sekaligus memperkenalkan jajaran Polda Jateng,” ucap Irjen. Pol. Ahmad Luthfi.

Sebagai Kapolda Jateng, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi juga mengatakan bila tidak menutup peluang kerjasama UNS dengan Polda Jateng akan dimanfaatkan pada bidang akademik dengan membuka peluang bagi anggota kepolisian untuk mengambil studi di UNS.Humas UNS/Yefta

The post Rektor UNS Terima Kunjungan Kapolda Jawa Tengah appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Dosen Arsitektur UNS Bagikan Inspirasi dalam Siaran RRI Surakarta

$
0
0

UNS-Dosen Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membagikan inspirasi melalui siaran interaktif Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta pada Rabu (3/6/2020). Siaran yang dipandu oleh Ridho Wicaksono menghadirkan Dr. Titis Srimuda Pitana, dosen Arsitektur FT UNS yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FT UNS.

Saat ini karena pandemi Covid-19 sedang melanda, seluruh aktivitas dilaksanakan di dalam rumah, termasuk sekolah dan bekerja. Dalam tatanan baru atau new normal yang akan dihadapi, bisa saja bekerja di rumah akan menjadi tren. Salah satu profesi yang menjanjikan untuk bisa bekerja di rumah yaitu arsitek.

Dalam program Belajar di RRI kelas Inspirasi, Dr. Titis membagikan pengalaman saat menjadi mahasiswa Arsitektur. Program ini memang bertujuan untuk memberikan informasi serta wawasan bagi pendengar yang ada di rumah. Teman-teman generasi milenial yang akan memilih kampus harus direncanakan karena semua keputusan merupakan langkah untuk menuju sukses di masa depan.

“Saya juga dulu mengalami hal yang sama, bingung untuk menentukan pilihan. Kemudian saya memilih Arsitektur karena sangat asyik ketika gambar kita diwujudkan dalam sebuah bangunan yang nantinya akan menjadi representasi atau monumen dari diri kita,” ungkapnya.

Dulu, banyak yang beranggapan bahwa kuliah Arsitektur itu mahal dan memakan banyak biaya untuk membeli berbagai perlengkapan penunjang. Namun, hal tersebut dapat dipecahkan oleh Dr. Titis, Ia bahkan membuat sendiri meja gambar menggunakan triplek. Selain itu, kemampuan desain bangunan yang dimiliki tidak disia-siakan, ia menganggap bahwa kuliah di Arsitektur akan mendatangkan rezeki.

“Saat kuliah kami diajarkan gambar teknik, bagaimana membuat gambar-gambar secara detail. Itu bisa kita pakai untuk mencari uang, dulu saya menerima gambar kerja dari perusahaan atau konsultan-konsultan. Jadi di waktu luang kita menggambar desain atau pekerjaan dari klien yang dapat menghasilkan uang sekaligus mengasah keterampilan menggambar,” paparnya.

Dalam melakukan pekerjaan, seorang arsitek tidak dapat bekerja sendiri. Saat desainnya diwujudkan dalam bangunan, maka harus melibatkan berbagai rumpun keilmuan seperti teknik sipil, teknik mesin serta teknik elektro. Oleh karena itu, arsitek harus bisa menjadi leader agar mampu mengkolaborasikan berbagai bidang keilmuan.

Prodi Arsitektur sendiri selama pandemi telah menyumbangkan keahliannya dalam wujud pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) berupa face shield yang didistribusikan bagi fasilitas kesehatan.
“Arsitek tentu sudah terbiasa dalam membuat miniature bangunan. Lalu kita manfaatkan kelebihan tersebut untuk membuat face shield, saat ini sudah lebih dari 3.000 face shield yang kami distribusikan. Hingga saat ini, kami juga masih memproduksi,” ungkap Titis.

Dr. Titis saat ini juga menjabat sebagai anggota Tim Ahli Bangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta dan ketua Tim Ahli Cagar Budaya Pemkot Surakarta. Seorang arsitek juga bekerja di cagar budaya karena banyak bangunan bersejarah yang harus dipertahankan. Upaya pemeliharaan, pelestarian, konservasi, dan rehabilitasi juga memerlukan ilmu arsitektur.

Dalam sesi akhir bincang interaktif tersebut dibuka forum tanya jawab melalui telepon. Salah seorang penelepon, Jarkoni menanyakan mengenai desain pemasangan batu paving yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, Solo. Jarkoni mengungkapkan bahwa paving tersebut menjadikan orang yang melintas kurang nyaman karena tidak halus seperti aspal.

Dr Titis menjelaskan bahwa Jalan jenderal Sudirman didesain seperti itu karena merupakan kawasan titik nol, kawasan cagar budaya yang masuk dalam Kawasan Budaya Keraton.
“Diharapkan orang yang melintas akan pelan-pelan, kalau perlu kawasan tersebut bebas dari kendaraan bermotor. Hampir semua bangunan yang berada di sepanjang Jalan jenderal Sudirman merupakan bangunan cagar budaya, seperti Bank Indonesia, Kantor Pos, Gereja, Tugu Pamandengan, hingga Keraton. Harapannya supaya bisa menikmati nilai-nilai yang ada dari peninggalan sejarah di kawasan tersebut,” jawabnya.

Konsep penataan jalan Jenderal Sudirman yang diganti menjadi batu andesit memang membuat beberapa orang yang melintas menjadi kurang nyaman. Desain tersebut ternyata memiliki makna tersendiri yakni agar pelintas mampu menikmati kawasan cagar budaya. Humas UNS/Bayu

The post Dosen Arsitektur UNS Bagikan Inspirasi dalam Siaran RRI Surakarta appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Aplikasikan Poriblok, Teknik Sipil UNS Usung Perkerasan Ramah Lingkungan

$
0
0

UNS – Sejumlah dosen dan beberapa mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dibawah naungan Roadmate Research Group mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukaharjo dengan pengaplikasian Poriblok sebagai perkerasan ramah lingkungan pada Sabtu – Minggu (30-31/5/2020).

Kegiatan ini merupakan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang secara rutin dilakukan oleh dosen-dosen di lingkungan UNS untuk memenuhi Beban Kerja Dosen (BKD) dengan biaya dari Hibah Maintenance Research Group PNBP UNS Tahun 2020. Dengan mengikuti protokol pencegahan penularan Covid-19, para dosen, mahasiswa dan masyarakat bergotong royong melakukan pengabdian pada masyarakat.

Beton berpori yang dibuat dalam bentuk Poriblok ini, baru dirancang untuk lalu lintas yang rendah dan berkaitan dengan suistanable development.
“Beton berpori ini baru kami rancang untuk lalu lintas rendah seperti jalan lingkungan bahkan sekarang baru kami aplikasikan untuk bahu jalan, belum untuk badan jalan. Kenapa kami membuat Poriblok ini, karena kaitannya dengan suistanable development, bahwa sebenarnya muka bumi ini akan dipenuhi oleh bangunan sehingga menjadi hutan beton, sehingga air hujan tidak bisa lagi meresap ke dalam tanah. Oleh karena itu, konsep kami adalah sebuah perkerasan yang cukup kuat namun tetap masih bisa meloloskan air hujan sehingga air bisa kembali meresap menjadi air tanah,” terang Ir. Ary Setyawan, M.Sc., Ph.D kepada tim uns.ac.id pada Selasa (2/6/2020) di Gedung 5 Lantai 3 FT.

Pada awalnya tim Roadmate Research Group (Grup Riset Sahabat Jalan) Teknik Sipil UNS sudah merancang aspal berpori namun karena aspal berpori secara struktur lebih lemah daripada beton, maka diputuskan untuk mencoba membuat beton berpori.
“Kami sebenarnya sudah merancang aspal berpori dan mengaplikasikan sebagai bahu jalan pada kegiatan Pengabdian KKN UNS di Desa Kadokan pada Tahun 2016, karena aspal berpori secara struktural lebih lemah daripada beton, maka kami mencoba membuat beton berpori saja dan penelitian ini sudah lama, diawali dengan rancang bangun beton berpori pada skala laboratorium, kemudian mengimplementasikan beton berpori ini sebagai bahu jalan di Desa Kadokan, berupa pengabdian masyarakat melalui Hibah Iptek Bagi Masyarakat (IBM) di tahun 2015, nah pada tahun ini kami mencoba memodifikasi beton berpori konvensional menjadi Poriblok” jelas Ir. Ary Setyawan, koordinator Roadmate Research Group.

Beton berpori yang diaplikasikan di Desa Kadokan merupakan suatu elemen bahan bangunan yang terbuat dari campuran agregat kasar bergradasi seragam, semen, air, sedikit pasir dan additive untuk meningkatkan mutu beton tersebut. Campuran ini akan menciptakan struktur dengan ronga udara cukup besar (20%) yang membiarkan air hujan menembus rongganya dan kembali terserap oleh tanah dasar.

Poriblok ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah ramah lingkungan, memiliki kekasaran yang baik, dan dapat meminimalisir kecelakaan karena skid resistance yang tinggi, serta bisa dibongkar pasang.
Skid resistance_nya bagus, jadi kekasarannya dapat mengurangi resiko kendaraan agar tidak selip pada posisi jalan yang menurun, seperti yang terjadi di Desa Kadokan dengan jalan yang secara geometri menurun maka sering terjadi kecelakaan tergelincir dan jatuh, nah dengan Poriblok permukaan jalan akan lebih kesat, sehingga tidak akan terjadi selip jika dilakukan pengereman. Secara umum, kelebihan beton berpori adalah mengurangi adanya cipratan (_splash) ke samping dan semburan air ke belakang kendaraan (spray) serta merupakan konstruksi yang tidak berisik (whispering concrete) sehingga jika desainnya sudah memenuhi syarat dapat digunakan untuk jalan perkotaan serta jalan antar kota juga.” ujar Ir. Ary Setyawan.

Sampai tahap ini telah dilakukan pengujian terhadap beton berpori untuk kuat tekan, porositas serta permeabilitas, dengan aplikasi sebagai poriblok ini maka material akan diuji juga sebagai paving blok. Namun demikian sebagai bahan penelitian, hasil ini belum maksimal, masih terus dilakukan berbagai perbaikan dengan tujuan suatu saat dapat digunakan sebagai Teknologi Tepat Guna di masyarakat.Humas UNS/Zalfaa

The post Aplikasikan Poriblok, Teknik Sipil UNS Usung Perkerasan Ramah Lingkungan appeared first on Universitas Sebelas Maret.

LPPMP UNS Bahas Implementasi Pancasila di Tengah Pandemi Covid-19

$
0
0

UNS – Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) menjadi tantangan yang cukup berat dalam pengimplementasian nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan bermasyarakat. Dalam kondisi krisis seperti ini, semangat gotong royong, toleransi, dan kerukunan rentan untuk terkoyak.

Berdasar hal tersebut, Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar bertajuk ‘Penjabaran dan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Era Pandemi Covid-19’ pada Rabu (3/6/2020) untuk mengulas secara mendalam Pancasila dari berbagai perspekstif, baik dari perspektif sejarah, hukum, maupun pendidikan.

LPPMP UNS turut mengundang tiga pembicara utama, mereka adalah Prof. Sapriya yang merupakan Sekretaris Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pusat, Prof. Hermanu yang merupakan Kepala Pusat Studi Pengamalan Pancasila (PSP) LPPM UNS, dan Dr. Hassan Suryono yang merupakan Kepala Pusat Studi Rintisan Terorisme dan Radikalisme LPPM UNS.

Jalannya webinar dibuka langsung oleh Kepala LPPMP, Prof. Nunuk Suryani. Dalam sambutannya, Prof. Nunuk mengatakan apabila datangnya pandemi Covid-19 telah menyebabkan munculnya berbagai krisis bagi masyarakat Indonesia.

“Latar belakang adalah semakin meluasnya penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia bahkan di seluruh dunia belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Pandemi Covid-19 menyebabkan krisis yang sangat mendalam bagi rakyat Indonesia, baik krisis kesehatan, psikologis, sosial, dan ekonomi,” ujar Prof. Nunuk.

Lebih lanjut, Prof. Nunuk mengatakan, apabila Indonesia dapat keluar dari situasi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, Indonesia berhasil membuktikan dirinya sebagai negara yang memiliki persatuan dan kesatuan serta solidaritas yang kuat, mulai dari pemerintah hingga masyarakat tingkat bawah.

Usai dibuka oleh Prof. Nunuk, Prof. Hermanu menyampaikan materinya yang berjudul ‘Pancasila: Dalam Perspektif Historis dan Tantangan Globalisasi’. Ia mengatakan apabila Pancasila merupakan ‘weltanschauung’ dan ‘philosophische grondslag’ belum menjadi paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara dalam menghadapi perubahan dunia.

Lebih lanjut, ia mengatakan apabila terbentuknya Pancasila merupakan ‘doctrin of state’ pascakemerdekaan Indonesia sehingga tindakan pemimpin dan warga negara harus berpijak pada nila-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Nilai-nilai dalam Pancasila yang disebut oleh Prof. Hermanu lantas diperjelas dengan pemaparan materi dari Dr. Hassan Suryono. Dalam kesempatan tersebut, ia menyebut 9 nilai dasar Pancasila dari perspektif hukum.
“Nilai dasar Pancasila menjadi sistem hukum dan pelaksanaan masa Covid-19 adalah nilai-nilai dasar Pancasila, norma etik, norma hukum, sistem hukum, kehidupan bermasyarakat, kehidupan bernegara, kehidupan berbangsa, kehidupan internasional, dan pencegahan ketidakharmonisan sosial vertikal maupun horizontal,” jelas Dr. Hassan.

Sebagai Kepala Pusat Studi Rintisan Terorisme dan Radikalisme LPPM UNS, Dr. Hassan mengatakan apabila pada bulan Maret hingga April tahun 2020 telah melakukan survei secara daring. Sejumlah pertanyaan diajukan kepada partisipan, seperti pemahaman partisipan dalam memahami identitas nasional yang paling sedikit memberikan kontribusi pada persatuan Indonesia dan identitas nasional yang perannya paling besar dalam mempersatukan Indonesia.

Di akhir jalannya sesi pemaparan materi, Prof. Sapriya memaparkan materinya yang berjudul ‘Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Era Pandemi Covid-19: Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan’.

“Masalah-masalah di era Covid-19 seperti gangguan pertumbuhan ekonomi, hambatan penyelenggaraan pendidikan, kurang kondusif untuk pendidikan, sinergi yang kurang antara pemerintah pusat dan daerah, dan adanya kepatuhan terhadap kenormalan baru,” ucap Prof. Sapriya.

Menutup materinya ia mengatakan bila terdapat beberapa sifat guru/ pendidik yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Seperti guru yang mau dan cerdas membangun jejaring dan komunikasi, guru yang sabar dan tidak mudah menyerah, guru yang pekerja keras, guru yang selalu mendoakan siswanya, guru yang dapat menjadi teladan, dan guru yang ikhlas.Humas UNS/Yefta

The post LPPMP UNS Bahas Implementasi Pancasila di Tengah Pandemi Covid-19 appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Rektor UNS Lantik Ketua LPPMP

$
0
0

UNS— Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Jamal Wiwoho melantik Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP). Upacara pelantikan digelar melalui daring dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting pada Kamis (4/6/2020).

Dalam pelantikan tersebut, Prof. Jamal minta maaf karena upacara pelantikan Kepala LPPMP UNS kali ini terkesan sangat mendadak. Ini dikarenakan pada hari yang sama, Prof. Nunuk Suryani yang beberapa saat lalu masih menjabat Ketua LPPMP UNS telah dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Sekretaris Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

“Oleh karena itu, supaya tidak terjadi kekosongan jabatan, maka pelantikan pejabat baru Ketua LPPMP UNS dilaksanakan pada hari ini, Kamis (4/6/2020),” terang Prof. Jamal.

Prof. Jamal mengucapkan terimakasih kepada Prof. Nunuk Suryani atas jasa dan pengabdianya selama menjabat sebagai Ketua LPPMP UNS. “Selamat menunaikan tugas ditempat yang baru, semoga dikaruniai kesehatan, kelancaran dan kesuksesan dalam menjalankan amanah tersebut,” imbuhnya.

Sebagai penggantinya, Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho melantik Prof. Sarwiji Suwandi sebagai Ketua LPPMP yang baru. Tugas sebagai Ketua LPPMP tidak ringan. Apalagi saat ini, ditengah pandemi Covid-19, perguruan tinggi sedang dituntut dan diuji kemampuan serta kecerdasannya melakukan berbagai inovasi pembelajaran melalui media daring. Kesuksesan pembelajaran daring sangat tergantung dari kemampuan LPPMP mendesain sistem dan mengelola seluruh sumberdaya yang ada secara baik.

“Kondisi saat ini UNS sangat memerlukan metode pembelajaran yang tepat, seperti misalnya Project Based Learning. Untuk itu kami minta kepada Prof. Sarwiji sebagai Ketua LPPMP yang baru untuk segera menindaklanjuti hasil evaluasi pembelajaran daring yang sudah berjalan di UNS sejak bulan Maret 2020 yang lalu. Begitu juga, kerjasama secara intensif dengan UPT Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan program prioritas yang harus segera direalisasikan untuk membangun sistem informasi SPADA dan OCW yang handal,” ujar Prof. Jamal.

Tugas lain yang tidak kalah pentingnya adalah, mendorong lebih banyak lagi program studi S2 dan S3 untuk bisa terakreditasi unggul (A). “Karena saya percaya Prof. Sarwiji adalah salah seorang assessor akreditasi yang dimiliki UNS, yang mempunyai kemampuan dan kredibilitas yang bisa dibanggakan dan diandalkan untuk menuntaskan tugas tersebut,” ujarnya.

Selain melantik Ketua LPPMP, dalam kesempatan tersebut Rektor UNS juga melantik Prof. Andayani sebagai Plt. Ketua Program Studi (Prodi) S3 Bahasa Indonesia, menggantikan jabatan Prof. Sarwiji,, dan Prof. Suyitno sebagai plt. Kaprodi S2 Bahasa Indonesia menggantikan jabatan Prof. Andayani. “Saya berpesan supaya keduanya bisa meneruskan dan bahkan meningkatkan kinerja Prodi tersebut. Kegiatan pembelajaran mahasiswa dalam masa pandemi Covid-19 ini harus tetap berjalan dengan baik dan lancar, sehingga masa studi mahasiswa harus bisa dijamin selesai tepat pada waktunya,” pungkasnya.Humas UNS/Dwi

The post Rektor UNS Lantik Ketua LPPMP appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Peringati Hari Lingkungan, UNS Gelar Gerakan Sehari Tanpa Emisi

$
0
0

UNS – Memperingati Hari Lingkungan Hidup yang jatuh setiap tanggal 5 Juni ini, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menginisiasi gerakan sehari tanpa emisi. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 38/UN27/SE/2020 tentang `Gerakan Penyehatan Udara, UNS Sehari Tanpa Emisi di Lingkungan UNS` tertanggal 2 Juni 2020.

Diterbitkannya SE tersebut berdasarkan Peraturan Rektor UNS Nomor 827A/UN27/KP/2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Kampus Ramah Lingkungan UNS dan Instruksi Rektor UNS Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Transportasi Ramah Lingkungan di Kampus UNS.

Dalam `Gerakan Penyehatan Udara, UNS Sehari Tanpa Emisi di Lingkungan UNS`, diawali dengan Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho beserta Wakil Rektor, Ketua Senat dan Pimpinan Fakultas serta lembaga naik sepeda keliling kampus UNS dengan start dari Rumah Dinas Rektor UNS mulai pukul 06.30 WIB dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Jadi kendaraan bermotor para sivitas akademika diparkir di Rumah Dinas Rektor, halaman LPPM UNS, Halaman SPMB UNS, kemudian menuju ke unit kerja masing-masing bisa menggunakan bus kampus, jalan kaki atau naik sepeda. Termasuk seluruh pimpinan juga menggunakan sepeda ketika memasuki kawasan kampus UNS Kentingan,” terang Prof. Jamal kepada uns.ac.id saat beristirahat di Danau UNS.

Selain tidak menggunakan kendaraan bermotor di dalam kampus, bahwa pada Jumat (5/6/2020) ini juga dilarang menyalakan pendingin udara (AC) dari mulai pukul 07.30 WIB hingga 12.00 WIB. “Jadi AC dimatikan dulu, jendela ruang kerja bisa dibuka. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran sivitas akademika terkait pentingnya mengurangi polusi udara di lingkungan UNS,” imbuh Prof. Jamal.

Prof. Jamal menambahkan, bahwa `Gerakan Penyehatan Udara Uns Sehari Tanpa Emisi` akan rutin digelar setiap tahun dalam rangka untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan di UNS seminggu sekali atau sebulan sekali. “Jadi kami juga akan bahas antar pimpinan apakah gerakan seperti ini perlu dilakukan sebulan sekali atau seminggu sekali misalnya tiap hari Jumat mengingat ini bisa menjadi nilai lebih dalam penilaian UI GreenMetric,” imbuhnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UNS, Prof. Reviono menyambut baik gerakan ini. Prof. Reviono berharap kegiatan seperti ini bisa rutin dilaksanakan supaya bisa mengurangi polusi udara. “Dengan bersepeda ini kan bagus untuk kesehatan paru dan juga jantung sehingga perlu dilakukan secara berkelanjutan. Maka dari itu, perlu ada pembahasan supaya gerakan seperti ini tidak setahun sekali dilaksanakan, namun bisa dilakukan sebulan sekali atau seminggu sekali untuk mengurangi tingkat pulusi udara di lingkungan UNS,” ujar Prof. Reviono. Humas UNS/Ratri/Dwi

The post Peringati Hari Lingkungan, UNS Gelar Gerakan Sehari Tanpa Emisi appeared first on Universitas Sebelas Maret.


FKOR UNS jadi Konsultan Kelas Khusus Olahraga Kota Surakarta

$
0
0

UNS-Fakultas Keolahragaan (FKOR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi konsultan Kelas Khusus Olahraga (KKO) Kota Surakarta. KKO ini merupakan kelas untuk pelajar yang memiliki potensi di bidang olahraga dan menjadi wadah pembinaan atlet pelajar supaya mampu berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Pada tahun ini, FKOR UNS kembali menjadi konsultan KKO yang ke-4 kali bagi kelas lulusan SD sejak tahun 2017. Untuk pertama kali juga, tahun ini kelas KKO akan dibuka bagi lulusan SMP yang nantinya bertempat di SMA Negeri 4 Surakarta. Dalam persiapan memulai KKO, FKOR selaku konsultan KKO melakukan rapat koordinasi dengan SMA Negeri 4 Surakarta pada Kamis (4/6/2020) di Ruang Dekan FKOR UNS.

Dekan FKOR UNS, Dr. Sapta Kunta mengutarakan bahwa FKOR akan berkomitmen dalam menjalankan tugasnya sebagai konsultan KKO di Kota Surakarta. “Selain melakukan edukasi, jangan sampai menjadi menara gading, karena salah satu misi FKOR yaitu menciptakan tenaga keolahragaan yang tahu konsep dan bisa berolahraga. Intinya, kalau ada pembinaan yang dilakukan sejak dini, maka secara konsep dapat diimplementasikan dalam KKO,” ujar Dr. Sapta Kunta.

Terdapat 13 jenis cabang olahraga yang menjadi bidikan kelas khusus ini, yakni taekwondo, pencak silat, karate, atletik, renang, tenis lapangan, tenis meja, panahan, bola voli, sepak bola, anggar, dan judo. Prestasi yang sudah ditorehkan siswa KKO yang ditangani oleh FKOR UNS juga tidak main-main.

“Kelas bagi lulusan SD sudah masuk tahun keempat, siswa KKO yang kami tangani terbukti sangat berkontribusi secara signifikan. Bahkan sebanyak 40% bimbingan di Jawa Tengah merupakan hasil dari KKO yang kami bina,” ungkapnya.

KKO ini dibedakan menjadi dua jenjang, yang pertama yaitu bagi lulusan SD yang ditempatkan di SMP Negeri 1 Surakarta, kemudian bagi lulusan SMP akan bertempat di SMA Negeri 4 Surakarta. Animo pendaftar KKO sejak pertama dibuka sangat banyak, sedangkan kuota yang disediakan tidak banyak. Oleh karena itu dilakukan proses seleksi untuk menghasilkan siswa yang benar-benar berpotensi di bidang olahraga dan akademik.

“Kami tidak hanya bekerjasama dengan Dinas Olahraga saja, tetapi juga Dinas Pendidikan. Jadi, misal ada calon peserta yang memiliki prestasi olahraga bagus tetapi prestasi akademiknya tidak memenuhi kriteria, maka tidak kami loloskan. Sebab, dalam olahraga terdapat slogan bahwa secara afektif, keterampilan, dan kognitif harus bagus, jadi kita bantu ke arah sana,” imbuh Dr. Sapta Kunta.

Ia juga berharap selaku konsultan KKO, edukasi dari pembinaan prestasi olahraga harus betul-betul sistematis dan berkelanjutan.

Melalui KKO ini, diharapkan seluruh pelajar yang berhasil lolos tes dapat berprestasi di bidang olahraga dan juga akademis. Sehingga dalam jiwa sportivitas dan demokrasi yang ada pada olahraga betul-betul diterapkan dalam kehidupan.Humas UNS/Bayu

The post FKOR UNS jadi Konsultan Kelas Khusus Olahraga Kota Surakarta appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Sosiolog UNS: New Normal akan Efektif jika Ada Asesmen Perilaku Masyarakat

$
0
0

UNS– Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberikan kewenangan kepada 102 Pemda yang tersebar di 23 provinsi untuk menerapkan new normal. Daerah tersebut merupakan zona yang memiliki angka penyebaran rendah dan menurun. Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. rer.nat. Nurhadi berpendapat bahwa hal tersebut memang dapat dilakukan untuk mencegah bencana baru yang ditimbulkan yakni bencana ekonomi yang akan menimpa masyarakat.

“Situasi new normal dalam studi kebencanaan dapat diistilahkan sebagai recovery atau pemulihan kembali. Jadi, setelah terjadi bencana masyarakat harus kembali memulihkan kondisi kehidupannya. Sektor inti yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dihidupkan kembali, salah satunya ekonomi. Hal tersebut agar tidak terjadi bencana baru,” ungkapnya pada uns.ac.id saat diwawancarai pada Rabu (3/5/2020).

Penerapan new normal juga harus didasarkan pada studi masyarakat, sehingga tidak hanya berpatokan pada data kuantitatif saja. Setiap daerah juga memiliki kondisi yang berbeda, terdapat daerah mengalami kondisi sangat buruk tetapi daerah lain bisa jadi cenderung membaik. Dr. rer.nat. Nurhadi mengungkapkan pentingnya asesmen secara mendalam terhadap kondisi pada tingkat lokal, dimulai dari unit terkecil seperti lingkup Rukun Tangga (RT).

“Saya kira asesmen sangat penting, kesiapan menghadapi new normal tidak hanya menyangkut kesiapan kawasan, tetapi juga kesiapan masyarakat secara sosiologis. Kita hanya mengandalkan data yang bersifat kuantitaif, misal di suatu daerah kurvanya menurun kemudian disiapkan untuk new normal. Padahal, belum dilakukan asesmen mendalam terhadap ada dan tidaknya perubahan perilaku masyarakat yang adaptif dengan pandemi,” paparnya.

New normal akan mudah diterapkan dan berjalan dengan baik apabila terdapat perubahan perilaku masyarakat yang signifikan. Perubahan tersebut dapat berupa kebiasaan mencuci tangan, menggunakan masker saat bepergian, mengurangi kerumunan, rajin berolahraga, dan lain sebagainya. Selain itu juga harus ditinjau dari segi fasilitas yang tersedia di tempat-tempat umum seperti sekolah, tempat industri, maupun pusat perbelanjaan.

“Kalau belum ada perubahan perilaku secara signifikan, saya khawatir diterapkannya new normal akan menyebabkan gelombang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Perubahan perilaku tersebut merupakan perubahan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus sesuai protokol kesehatan,” tambah Nurhadi.

Kemudian, saat new normal ini berlangsung maka akan terjadi beberapa perubahan dalam masyarakat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka panjang dapat berupa aktivitas yang melibatkan banyak orang akan berkurang. Terlebih, jika virus ini masih berada di tengah masyarakat meskipun dalam jumlah yang sedikit.

“Dampak jangka pendeknya akan ada penyesuaian dalam hal mengumpulkan masa, misal dalam acara pernikahan pasti akan berpikir 100 kali jika hendak mengundang banyak orang. Lalu jangka pendeknya berupa terseleksinya sebagian orang yang eksistensinya ditentukan berdasarkan kehadiran banyak orang,” imbuhnya.

Langkah yang harus dihadapi oleh masyarakat saat ini yaitu harus menyesuaikan dengan kehidupan yang baru. Tidak mungkin juga akan mengandalkan negara dan aparat negara dalam menjalankan new normal.

“Kalau kita menyadari bahwa ada bahaya di sekitar, maka kita harus berikhtiar semaksimal mungkin untuk menghindarkan diri dari bahaya tersebut. Caranya kita harus menyesuaikan dengan kehidupan yang baru, cara bergaul yang baru, cara berinteraksi yang baru, bahkan cara bersalaman yang baru. Selain itu, perlu juga untuk menata sistem sosial di dalam masyarakat,” tutupnya.

Selama ini, masyarakat bicara tentang sistem sosial selalu membayangkan bahwa akan selalu dalam kondisi serba stabil, normal, dan serba tidak ada kesulitan. Oleh karena itu perlu menyiapkan diri karena bisa saja situasi semacam ini terjadi kembali. Melalui penerapan new normal, diharapkan segala aktivitas yang tadinya terganggu menjadi pulih sedikit demi sedikit. Namun, kembali lagi bahwa asesmen sangat diperlukan sebelum suatu daerah menerapkan new normal agar tidak terjadi gelombang berikutnya.Humas UNS/Bayu

The post Sosiolog UNS: New Normal akan Efektif jika Ada Asesmen Perilaku Masyarakat appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Ulas Akreditasi Prodi Hingga Prospek Karir dalam Bincang Kampus FMIPA UNS

$
0
0

UNS – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Bincang Kampus secara daring dengan tajuk ‘Mengenal Lebih Dekat dengan Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret’, Kamis (4/6/2020) pagi.

Dalam Bincang Kampus yang diikuti oleh lulusan SMA angkatan 2020 maupun 2019 tersebut, FMIPA UNS mengulas secara detail profil masing-masing Program Studi (Prodi), fasilitas kampus, kegiatan pengembangan potensi mahasiswa, prestasi mahasiswa, profil dosen/ pengajar, hingga prospek karir pascalulus dari FMIPA UNS.

FMIPA UNS secara khusus mengharapkan agar dengan terselenggaranya Bincang Kampus dapat membantu lulusan SMA dalam mematangkan pilihan program studi saat mendaftar di FMIPA UNS.

Jalannya Bincang Kampus dibuka langsung oleh Dekan FMIPA UNS, Harjana, Ph. D. Di hadapan peserta yang mengikuti jalannya Bincang Kampus melalui Zoom Cloud Meeting dan Kanal Youtube Resmi FMIPA UNS, Harjana Ph. D mengatakan apabila FMIPA UNS memiliki visi untuk mewujudkan diri sebagai fakultas yang berdaya saing di tingkat internasional.

“Visi FMIPA sebagai lembaga pendidikan yang unggul dalam bidang ilmu dasar dan terapan di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Harja, Ph. D.

Dari visi yang menjadi acuan FMIPA tersebut, Harjana, Ph. D mengatakan hal tersebut tentunya ditopang dengan ketersediaan jumlah Program Studi (Prodi) FMIPA UNS.

Saat ini FMIPA UNS telah memiliki 8 Prodi, yaitu Matematika, Ilmu Lingkungan, Fisika, Statistika, Kimia, Biologi, Informatika, dan Farmasi. Selain itu, FMIPA UNS juga memiliki jenjang Prodi S2 Kimia dan S3 Biologi dan Fisika.

“Di FMIPA kami juga memiliki Prodi yang sudah terakreditaasi AUN-QA, yaitu Prodi S1 Biologi sehingga ini sudah berstandar internasional,” terangnya.

Sejumlah pembicara turut dihadirkan FMIPA UNS dalam Bincang Kampus tersebut.Dalam kesempatan tersebut, Kepala Prodi (Kaprodi) dari masing-masing Prodi di FMIPA UNS menerangkan profil prodi, prestasi mahasiswa, prestasi dosen, fasilitas, serta kegiatan pengembangan potensi mahasiswa yang dimiliki.

Seperti yang dipaparkan Kaprodi Matematika FMIPA UNS, Dr. Siswanto. Ia mengatakan apabila Prodi Matematika FMIPA UNS memiliki visi untuk menjadi pusat pembelajaran, pengkajian, pengembangan matematika dan berlandaskan pada pilar falsafah ilmu pengetahuan.

“Dengan visi itu kami juga memiliki kompetensi lulusan. Lulusan Prodi Matematika FMIPA UNS harus dapat melakukan penyelesaian permasalahan matematika, melakukan abstraksi dan generalisasi, melakukan permodelan matematika, dan dapat melakukan komputasi dan simulasi matematika,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kaprodi Fisika FMIPA UNS, Dr. Agus Supriyanto, juga ikut memperkenalkan profil Prodinya pada bidang kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri. Sejumlah kerjasama tersebut diwujudkan untuk pertukaran ilmu, baik kepada dosen dan tenaga pengajar maupun kepada mahasiswa.

“Kita ada lecturer and student mobilities serta kerjasama Prodi Fisika dengan institusi luar negeri, seperti University of SUNY Albany AS, Nagoya University Jepang, Sheffield University Inggris, University Littoral cote d’Opale Perancis, Kanazawa University Jepang, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Univeristi Tun Hussein Onn Malaysia,” papar Dr. Agus Supriyanto.Humas UNS/Yefta

The post Ulas Akreditasi Prodi Hingga Prospek Karir dalam Bincang Kampus FMIPA UNS appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Pendidikan Anak Autis Selama Masa Pandemi Covid-19 ala PSD LPPM UNS

$
0
0

UNS – Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar diskusi bulanan virtual dengan tema Pendidikan Anak Autis di Masa Covid-19 pada Jumat (5/6/2020) melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dan juga live streaming YouTube pada akun PSD LPPM UNS.

Diskusi ini menghadirkan 4 narasumber yakni Dr. Joko Yuwono, M.Pd., Erma Kumala Sari, M.Psi., Erny Kadarwati, S.Pd., dan Dr. Minsih, M.Pd. Sebanyak 110 peserta hadir dalam diskusi ini yang terdiri dari kalangan dosen, anggota peer group PSD LPPM UNS, guru, orang tua, mahasiswa, dan umum. Diskusi dibuka oleh Kepala PSD LPPM UNS yakni Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi.

Materi awal dibawakan oleh Dr. Joko Yuwono, M.Pd. yang mengulas tantangan pembelajaran anak autis pada masa pandemi Covid-19. Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNS ini, menjelaskan bahwa adanya pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada anak autis yang memiliki masalah perkembangan.

“Adanya Covid-19 sangat dirasakan dampaknya pada anak autis yang memiliki masalah perkembangan, yaitu bagaimana memberikan prioritas kesehatan bagi anak autis dan layanan pendidikan yang berkualitas. Mereka membutuhkan pendampingan,” terang Dr. Joko.

Anak autis memiliki risiko penularan yang tinggi apabila tidak ada pendampingan terkait masalah kesehatan. Untuk masalah perkembangan, pada sisi guru dan sekolah harus tahu bagaimana cara mentransformasikan pembelajaran menjadi media daring. Ketika di rumah, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi anak autis, terdapat tiga komponen yakni guru, orangtua mau pun keluarga, dan anak autis itu sendiri, di sini terdapat tantangan bagaimana guru dapat mendampingi anak belajar selama masa pandemi ini karena anak akan lebih mudah mengalami stres.

Menilik masalah di atas, Dr. Joko menyarankan agar sekolah dapat bekerja sama dengan orangtua.
“Saran saya adalah sekolah dapat bekerja sama dengan orangtua. Orangtua dan anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi atas situasi Covid-19. Pada masa pandemi ini, biarkanlah keluarga saling beradaptasi dan mengenali kebutuhan anak disabilitas, termasuk anak autis,” saran Dr. Joko.

Selanjutnya, Erma Kumala Sari, M.Psi. selaku pembicara kedua mengupas materi tinjauan psikologi anak autis dan keluarga di masa pandemi Covid-19. Di saat seperti ini, lingkungan menjadi daya dukung yang sangat penting bagi anak autis. Adanya Covid-19, biasanya seseorang akan lebih overthinking terhadap diri sendiri dan kemungkinan mengalami gejala psikosomatis. Di sini, perlu untuk mengelola pikiran untuk tetap tenang dan menerima keadaan.

“Kita harus dapat mengelola pikiran diri kita sendiri untuk tetap tenang dan dapat menerima keadaan ini. Kita perlu mencari informasi namun harus dapat membatasi informasi yang akan kita dapatkan. Kita harus mampu berpikir positif dan memiliki keyakinan. Kita harus mampu mencari strategi baru untuk bertahan melalui kondisi saat ini,” terang Erma.

Strategi alternatif dibutuhkan agar dapat terhindar dari kebosanan dan stres. Di masa pandemi ini, orangtua sudah sepatutnya mampu memberikan energi positif. Apabila orangtua sedang dalam kondisi buruk, maka anak autis dapat merasakannya dan berdampak pada perkembangan anak tersebut.

Berhubungan dengan kondisi psikis anak autis selama masa pandemi ini, orangtua atau keluarga harus mengawasi pola makan dan kebersihan agar tidak berdampak keburukan. Anak autis juga perlu diberikan pemahaman mengenai kondisi saat ini namun dengan tetap menyesuaikan karakteristik anak. Adanya perubahan rutinitas akan berdampak pada anak autis sehingga orangtua dapat membuat jadwal aktivitas yang baru namun tetap mengadakan waktu luang bagi anak autis.

Pembicara ketiga yakni Erny Kadarwati, S.Pd yang merupakan guru Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Surakarta membahas praktik pembelajaran anak autis di SLBN Surakarta pada masa pandemi. Secara keseluruhan, terdapat 40 anak autis di SLBN Surakarta dari jenjang SDLB hingga SMALB. Pembelajaran yang dilakukan secara daring selama masa pandemi ini, perlu memperhatikan beberapa aspek bagi anak autis yakni guru perlu membuat struktur maupun rutinitas baru untuk membantu orangtua murid, memberikan tata laksana pemberian tugas, memantau pelaksanaan program, mengevaluasi setiap hasil tugas, dan membuka konsultasi seputar anak.

Terdapat beberapa kelebihan pembelajaran daring yang dirasakan oleh Erny diantaranya adalah orangtua menjadi pro-aktif, lebih bersemangat menangani anak, dan hubungan orangtua dengan anak menjadi lebih dekat. Pendidikan anak autis terus diberikan dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Selanjutnya, Dr. Minsih, M.Pd selaku orangtua anak autis berbagi pengalaman mengasuh dan mendidik anak autis di masa pandemi Covid-19. Pada saat mengasuh dan mendidik anak di rumah, Dr. Minsih menyarankan untuk berkomunikasi dengan anak autis menggunakan bahasa verbal dan visual secara rutin dan berulang. Kebiasaan baru juga harus dibentuk dengan membuat jadwal baru anak. Perkembangan mental dan kesehatan fisik anak juga harus selalu dipantau.

Dr. Minsih juga menyarankan agar orangtua berkolaborasi dan berkomunikasi secara rutin dengan pihak sekolah. Memanfaatkan sumber daya yang ada di rumah juga menjadi kunci keberhasilan mendidik anak autis selama di rumah. Terakhir, senantiasa libatkan anak dalam aktivitas harian seperti memasak, mencuci piring, dan merapikan tempat tidur.

Pendidikan adalah hak bagi semua orang termasuk anak autis. Pada masa pandemi ini, tentu banyak tantangan yang dihadapi namun sudah selayaknya orang-orang terdekat memperhatikan segala aspek tersebut agar menghasilkan kebaikan bagi anak autis itu sendiri. Pendidikan harus tetap berjalan simetris.Humas UNS/Zalfaa

The post Pendidikan Anak Autis Selama Masa Pandemi Covid-19 ala PSD LPPM UNS appeared first on Universitas Sebelas Maret.

SV UNS Usung Tema Coping with The New Normal dalam Coaching Corner

$
0
0

UNS-Mengusung tema Coping with The New Normal, Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali mengadakan Vocational Coaching Corner. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (5/6/2020) melalui aplikasi Zoom Meeting yang diikuti oleh lebih dari 200 peserta aktif dari berbagai daerah. Dalam Coaching Corner seri ke-4 ini menghadirkan Ovide Decroly Wisnu Ardhi,M.Eng. yang merupakan dosen D-3 Teknik Informatika UNS dan Jauhari, M.Sn., dosen D-3 Desain Komunikasi Visual UNS.

Dalam acara ini, Ovide menyampaikan materi yang sesuai dengan bidangnya, yakni Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring sebagai Media Transformasi Merdeka Belajar. Berbeda dengan Jauhari yang membawakan materi Aplikasi Virtual Photoshoot untuk Meningkatkan Penjualan Produk Secara Online.
Pandemi Covid-19 membuat berbagai kegiatan diubah menjadi daring, termasuk kegiatan belajar-mengajar. Pada akhir tahun 2019, Kementerian Pendidikan juga mulai mencanangkan Merdeka Belajar bagi mahasiswa. Tentu pada masa pandemi seperti ini terdapat tantangan tersendiri untuk mewujudkan merdeka belajar melalui pembelajaran daring.

Ovide menyampaikan bahwa akan ada 8 kegiatan kampus merdeka, yakni magang, proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran mahasiswa, penelitian, kegiatan wirausaha, proyek independen, dan proyek kemanusiaan.
“Kegiatan magang ini dapat dilakukan di berbagai instansi maupun perusahaan, magang yang diwacanakan juga dapat berlangsung selama beberapa semester. Lalu dapat didukung dengan kegiatan kewirausahaan berupa pengembangan wirausaha secara mandiri oleh mahasiswa yang dibuktikan dengan proposal kegiatan kewirausahaan yang dilakukan. Lalu mahasiswa juga dapat mengambil kelas atau semester di perguruan tinggi luar maupun dalam negeri yang nantinya dapat dikonversikan,” ungkapnya.

Saat ini pembelajaran dilakukan secara daring hingga sekolah maupun perguruan tinggi mulai membuka kembali aktivitas belajar mengajar. Hal ini memiliki peluang untuk pengembangan teknologi yang ada. Model penerapan teknologi tersebut memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan seperti persepsi kegunaan penggunaan, perspektif kemudahan penggunaan, sikap terhadap pengaplikasian, perilaku untuk menggunakan, pengaplikasian sistem, user experince, dan pembiayaan.

“Kemudahan penggunaan dapat meyakinkan pengguna bahwa teknologi informasi yang akan diaplikasikan adalah suatu hal yang mudah, bukan beban bagi mereka. Lalu yang tak kalah penting adalah user experience, misal saja ringan dan cepat saat dibuka, menu navigasi simple serta mudah dipahami, desain konsisten, serta memuat informasi yang penting pada layar aplikasi. Kemudian pembiayaan juga harus diperhatikan dalam membangun sebuah sistem agar mampu meningkatkan sistem tersebut,” paparnya.

Selain aktivitas pada sektor pendidikan, sektor ekonomi juga terganggu sejak pandemi melanda Indonesia. Salah satu hal yang bisa dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari ialah dengan bertransaksi secara daring. Dalam menarik konsumen, pelaku usaha harus mampu memaksimalkan tampilan visual dari produk yang akan dijual. Proses fotografi tentu melibatkan banyak orang, terutama fotografi komersial yang meliputi foto produk, pemotretan model, pemotretan event, dan sebagainya.

Jauhari mengungkapkan salah satu cara yang dikakukan oleh fotografer dalam menghadapi new normal ini ialah dengan virtual photoshoot atau pemotretan virtual.
Virtual photoshoot merupakan Teknik pemotretan yang mengandalkan teknologi internet dengan aplikasi sosial media seperti Facetime, Zoom, Google Duo, Whatsapp, Skype, dan lain sebagainya. Jadi, mengambil objek foto melalui tampilan layar dari objek foto yang terlihat dari perangkat layar komputer atau gawai. Peralatan yang dibutuhkan juga tidak sebanyak pemotretan konvensional,” jelas Jauhari.

Dalam proses virtual photoshoot, fotografer tidak berhadapan langsung dengan objek foto sehingga sulit untuk memperoleh feel agar dapat menghasilkan foto yang memiliki nilai artistic dan estetik tinggi. Selain kendala tersebut, hal yang menjadi kendala yakni sinyal internet dan kemampuan gear yang dimiliki oleh pihak yang akan melakukan pemotretan membutuhkan waktu lebih lama.

Jauhari juga menjelaskan bahwa virtual photoshoot ini tidak akan menggeser pemotretan secara langsung, melainkan hanya alternatif selama pandemi ini berlangsung.
“Langkah yang dilakukan dalam melakukan virtual photoshoot ini tidak jauh berbeda dari yang dilakukan secara langsung. Kita harus mencari spot yang pencahayaannya bagus, jika di dalam ruang sebaiknya menggunakan pencahayaan natural dari cahaya pintu atau jendela. Produk yang akan difoto dapat dipotret menggunakan kamera, setelah itu dilakukan proses editing agar foto yang dihasilkan semakin bagus,” tutupnya.Humas UNS/Bayu

The post SV UNS Usung Tema Coping with The New Normal dalam Coaching Corner appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Pusdemtanas UNS ulas Konsep Ketahanan Lingkungan

$
0
0

UNS – Pusat Studi Demokrasi dan Ketahanan Nasional (Pusdemtanas) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan webinar diskusi interaktif seputar demokrasi mengenai Konsep Ketahanan Lingkungan Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat pada Jumat (5/6/2020).

Webinar yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom Meeting ini menghadirkan Dr. Rahayu Subekti, S.H., M.Hum., Dr. Muhammad Taufiq, S.H., M.H., dan Prof. Dr. Pujiyono, S.H., M.H. sebagai narasumber yang mengulas dari berbagai sisi. Hadir pula Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. sebagai keynote speaker. Dipandu oleh Kepala Pusdemtanas LPPM UNS, Dr. Sunny Ummul Firdaus, S.H., M.H., acara ini dihadiri lebih dari 90 peserta yang terdiri dari kalangan mahasiswa, dosen, dan umum.

Diskusi dibuka oleh Dr. Rahayu Subekti, S.H., M.Hum., selaku dosen dari Fakultas Hukum (FH) UNS. Dr. Rahayu menjelaskan bahwa terdapat beberapa isu yang menjadi sorotan yakni kerusakan lingkungan, kemiskinan, ketahanan lingkungan, dan kesejahteraan rakyat.
Dr. Rahayu menjelaskan bahwa kemiskinan dan kerusakan lingkungan saling berhubungan.
“Kerusakan lingkungan dan kemiskinan ini saling berhubungan,” ujar Dr. Rahayu.

Kerusakan lingkungan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria kerusakan lingkungan hidup. Sementara, terdapat dua kemiskinan yang dibahas pada kesempatan kali ini. Kemiskinan tersebut adalah kemiskinan struktural dan absolut. Kemiskinan struktural terkait dengan sistem dan kebijakan pemerintah. Sementara, kemiskinan absolut berhubungan dengan standar kualitas hidup seseorang yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Apabila kemiskinan tidak segera diatasi, akan timbul kerusakan-kerusakan lingkungan yang tidak diinginkan.

Contoh kasus dari pembahasan di atas adalah ketika terdapat kebijakan penggusuran lahan oleh pemerintah, hal tersebut akan membuat penduduk setempat kehilangan lahan sebagai mata pencaharian mereka sehari-hari. Hal ini menimbulkan kerusakan lingkungan dan dapat menyebabkan kemiskinan.

Selanjutnya adalah ketahanan lingkungan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. Apabila upaya untuk menjamin keamanan publik secara proporsional dari bahaya yang diakibatkan oleh proses alamiah atau buatan manusia karena kecelakaan atau salah kelola dapat teratasi, maka kesejahteraan rakyat berupa keadaan yang berkecukupan mengenai fisik maupun rohani dapat tercapai. Disini diperlukan sinergi dari masyarakat, swasta, pemerintahan, dan perguruan tinggi.

Pembicara kedua yakni Dr. Muhammad Taufiq, S.H., M.H. yang berasal Muhammad Taufiq and Partners Law Firm membuka pembicaraan dengan istilah Jawa.
“Luwih becik pager mangkok, tinimbang pager tembok,” ujar Dr. Muhammad.

Istilah tersebut berarti lebih baik pagar mangkuk daripada pagar tembok yang mengacu pada sebuah pendekatan pada masyarakat menengah ke bawah dengan cara yang baik lagi santun. Maksudnya adalah ketika dihadapkan dengan persoalan yang pelik, sebagai orang yang berkecukupan, beri bantuan seperti memberi nasi bungkus agar terjadi hubungan yang harmonis dan terhindar dari konflik maupun perpecahan.

Dr. Muhammad Taufiq menjelaskan bahwa ketahanan lingkungan merupakan bagian dari ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional ini mencerminkan gambaran siapa dan bagaimana bangsa ini.

“Ketahanan nasional dalam segala aspeknya mencerminkan gambaran siapa dan bagaimana bangsa ini. Artinya, setiap ketahanan nasional harus dibenahi, tidak boleh ada yang ditinggalkan sementara yang lain dilupakan karena masing-masing terkait erat,” terang Dr. Muhammad.

Salah satu ancaman ketahanan lingkungan adalah semakin berkurangnya luas hutan dan wilayah tutupan hijau vegetasi tanaman. Terdapat pula polusi dan pencemaran lingkungan, pembangunan perkotaan, industrialisasi, dan beberapa aktivitas manusia yang dapat membuat ketidakseimbangan alam.

Selanjutnya, Prof. Dr. Pujiyono, S.H., M.H. membahas dari sisi ketaatan terhadap hukum. Banyak regulasi yang menjembatani lingkungan yang dikelola oleh negara yang mengizinkan sektor swasta dan masyarakat namun dalam eksekusinya masih terkendala. Selama ini, yang berkuasa terhadap lingkungan di Indonesia bukanlah masyarakat namun perusahaan, hal ini menjadi persoalan, setelah perusahaan mengeruk keuntungan maka masyarakat tidak dapat apa pun. Seharusnya, disini pemerintah harus membuat Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur masyarakat akan mendapatkan apa ketika terjadi masalah agar ketaatan terhadap hukum dapat diimplementasikan.

Lalu, Prof. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum., selaku keynote speaker, menyatakan bahwa pada prinsipnya suatu bangsa memiliki cara tersendiri untuk mensejahterakan masyarakat. Juga, pemerintah harus selalu mengupayakan pembangunan.
“Pemerintah harus selalu mengupayakan pembangunan yang mensejahterakan rakyatnya dan meningkatkan kualitas lingkungannya,” terang Prof. Jamal.

Kesejahteraan dapat diwujudkan melalui produktivitas pada semua sektor. Pembangunan yang dilakukan harus dengan kepentingan lingkungan dimana terdapat desain pembangunan tanpa harus merusak lingkungan. Saat ini pembangunan di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat harus memperhatikan beberapa faktor seperti akses pendidikan yang lebih baik, kesempatan yang sama dalam pasar, tenaga kerja, dan usaha, kerukunan dan kesamaan sosial, akses kesehatan yang baik, dan keadilan antar generasi.Humas UNS/Zalfaa

The post Pusdemtanas UNS ulas Konsep Ketahanan Lingkungan appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Pakar Gender UNS Terbitkan Buku Cegah Kekerasan Seksual pada Remaja

$
0
0

UNS – Ketertarikan terhadap isu gender telah membawa Prof. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, kembali merilis sebuah buku berjudul “Strategi Mencegah Kekerasan Seksual pada Remaja SMA dan SMK Berbasis Teknologi Informasi.” Buku ini merupakan karya gabungan yang melibatkan empat orang lainnya yaitu Rino Ardhian Nugroho, S.Sos., M.T.I., Ph.D., (Dosen FISIP UNS), Yusuf Kurniawan, S.S., M.A. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya), Melda Kumalaningrum (Alumni S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS) dan Intan Sani Putri (Mahasiswa S2 Magister Administrasi Publik UNS).

Dalam keterangannya pada Kamis (4/6/2020), Prof. Ismi menceritakan bagaimana proses pembuatan buku ini berlangsung. Berawal dari hibah riset yang diberikan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) selama tiga tahun untuk melakukan penelitian, Prof. Ismi dan tim menelusuri permasalahan gender yang masih marak terjadi di masyarakat. Isu kekerasan seksual berbasis teknologi informasi pada remaja SMA dan SMK menjadi topik yang akhirnya dikembangkan.

Mengambil sampel di wilayah eks-karisidenan Surakarta, tim peneliti memutuskan mengambil 14 sampel sekolah yang terdiri dari 7 SMA dan 7 SMK. Kriteria sekolah yang dipilih adalah sekolah favorit menurut masyarakat dan sekolah yang telah mengikuti pelatihan berkaitan responsive gender atau bisa dikatakan sekolah yang telah memahami perbedaan kebutuhan perempuan dan laki-laki dalam proses pembelajaran.

Menurut hasil yang diperoleh bahwa kasus kekerasan seksual di sekolah tidak menunjukan angka yang tinggi. Akan tetapi ditemukan beberapa gejala yang memiliki potensi berkembangnya kekerasan seksual di sekolah. Merujuk dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah bahwa tidak ada toleransi pada beragam bentuk kekerasan. Maka potensi kekerasan sekecil apapun, termasuk kekerasan seksual, harus dihilangkan.

Kuesioner disebarkan pada 50 anak di masing-masing sekolah untuk mengetahui kondisi yang terjadi dikalangan siswa. Selain itu peneliti juga melakukan _Forum Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam bersama empat guru Bimbingan Konserling (BK) di masing-masing sekolah yang dipilih. Pada kesempatan tersebut mulai dijelaskan bahwa kemajuan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sering disalahgunakan oleh beberapa siswa untuk menginisiasi tindakan yang menyimpang atau memiliki dampak tidak baik bagi siswa yang belum memiliki pengetahuan memadai tentang TIK.

Satu kasus diceritakan dari sudut pandang siswa yang secara sadar melakukan tindakan menyimpang. Mereka membuat taruhan untuk sebuah tantangan yang merujuk pada pelecehan, seperti menantang keberanian untuk melakukan tindakan pada siswa lain yang menjadi target. Namun disisi lain terdapat kasus yang terjadi akibat minimnya pengetahuan bersikap apabila mendapat ancaman dari pelaku kekerasan seksual.

Dari beberapa informasi dan kasus tersebut, Prof. Ismi dan tim akhirnya memutuskan untuk menulis buku yang mampu memberikan edukasi untuk mencegah kasus serupa kembali terjadi. Buku tersebut disusun dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua pihak terutama guru dan siswa serta nantinya dapat diakses secara online. Tidak berhenti pada merilis buku, pada tahun ini penelitian masih berlanjut dan menargetkan untuk membuat model sekolah yang ramah terhadap kekerasan seksual.

“Harapannya jika nantinya kembali ada kasus kekerasan seksual, sekolah bisa mengetahui harus bersikap bagaimana,” tutur Prof. Ismi pada tim uns.ac.id.

Setelah menjelaskan perjalanan buku terbaru, Prof. Ismi juga membagikan suka duka dalam menulis buku. Menurut pengalamannya dalam menulis buku, Prof. Ismi menjelaskan bahwa menentukan konten itu mudah dilakukan bagi kalangan dosen. Akan tetapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana memformulasikan buku tersebut supaya bisa dipahami oleh masyarakat yang berbeda-beda latar belakang.

Selain itu guru besar FISIP UNS tersebut juga membagikan pendapat bahwa menulis adalah panggilan bagi dirinya. Prof. Ismi menceritakan bahwa pengalamanya bergelut dengan dunia penelitian ketika di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNS inilah yang mendorongnya untuk terus melahirkan karya baru. Tidak saja dirilis dalam bentuk tulisan tetapi juga mempublikasikannya dalam konferensi, baik tingkat nasional maupun internasional.HUMAS UNS/Ratri

The post Pakar Gender UNS Terbitkan Buku Cegah Kekerasan Seksual pada Remaja appeared first on Universitas Sebelas Maret.


Peran Petani Milenial ala FP UNS dan Peragi

$
0
0

UNS – Bertani tidak sekadar mempelajari agroteknik, agronomi atau ilmu bercocok tanam . Tetapi bertani menjadi bagian dalam membangun suatu negara yaitu memperkuat ketahanan pangan. Mengangkat tema Menumbuh Kembangkan Petani Milenial untuk Mendukung Ketahanan Pangan, Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menggelar diskusi daring melalui Zoom Meeting, pada Sabtu (6/6/2020). Agenda kerja sama dengan Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) Jawa Tengah tersebut dihadiri oleh peserta dari berbagai wilayah di Indonesia melalui kanal Youtube UNS.

Dijelaskan oleh moderator acara, Dr. Ir. Eddy Triharyanto, MP., bahwa terdapat tiga pembicara yang hadir membagikan ilmu dan pengalaman di bidang pertanian. Ketiga narasumber tersebut ialah Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS., (Dosen FP UNS dan Ketua Peragi Komda Jawa Tengah), Dr. Ir. Puji Harsono, MP (Dosen FP UNS dan Praktisi Bisnis Cabe Merah), serta Widodo, S.TP (Pendamping Petani dan Petani Milenial). Selain itu hadir pula Dekan FP, Prof. Dr. Samanhudi, S.P., M.Si serta dosen-dosen dari FP UNS.

Sebagai negara agraris tentu aktivitas bercocok tanam sudah sangat dekat dengan masyarakat. Semakin berkembangnya zaman istilah-istilah dalam pertanian pun turut menyesuaikan seperti Petani Milenial. Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) definisi dari Petani Milenial adalah petani yang berusia 19-30 tahun, berjiwa milenial yang adaptif dalam pemahamanan teknologi digital, sehingga tidak kaku dalam melakuakan identifikasi dan verifikasi. Petani memiliki peran penting untuk berkontribusi memperkuat ketahanan pangan.

Namun hal tersebut belum dipahami sepenuhnya, dimana stigma menjadi petani bukanlah prospek karir yang menjanjikan dimasyarakat. Pada poin inilah pendidikan tinggi hadir untuk mengedukasi masyarakat serta melahirkan ahli-ahli di bidang pertanian yang nantinya bisa memberikan contoh. Salah satu strategi yang bisa diterapkan untuk mendorong lahirnya petani-petani milenial adalah melibatkan mahasiswa/alumni/pemuda untuk mengintensifkan program serta pengawalan pada kegiatan pertanian.

Seperti yang diceritakan oleh Dr. Ir. Puji Harsono, MP bahwa saat ini UNS telah melakukan pendampingan terhadap petani milenial di Desa Cabeyan, Kabupaten Sukoharjo. Daerah tersebut merupakan lahan kering yang identik sulit untuk ditanami karena kurangnya pasokan air. Namun dengan berbagai cara dan usaha UNS yang mendapat dukungan dari perusahaan kuliner nasional berupaya untuk memberdayakan lahan tersebut. Cabai dipilih sebagai tanaman yang dikembangkan diwilayah tersebut dengan menerapkan berbagai tindakan supaya berhasil panen.

“Harapannya pada akhirnya bisa mengembangakn kelopok masyarakat yang aktif di dalam lahan kering tadi,”tutur Dr. Ir. Puji Harsono, MP.

Cerita lain dibagikan oleh penggiat tani di daerah Sambungmacan, Sragen yaitu Widodo, S.TP. Pada kesempatan tersebut Widodo, S.TP menceritakan kegiatan pertanian yang telah dilakukannya bersama dengan masyarakat sekitar. Terdapat sepuluh petani milenial dengan keahlian dibidang masing-masing terus berproses sampai saat ini. Keahlian tersebut diantaranya spesialis anggur ninel, spesialis hidroponik, dan spesialisasi bibit padi transplanter.

“Kami coba untuk membuat konsep terapi tanaman dengan sistem panggilan,” kata Widodo, S.TP.

Konsep terapi panggilan tercetus karena selama ini banyak mendengar keluhan dari masyarakat bahwa banyak tanaman yang dibeli awalnya berbuah tetapi setelah dirawat setahun sampai dua tahun tidak mau produksi kembali. Hal inilah yang menginisiasi Widodo, S.TP dan tim untuk membuat program tersebut. Materi dan cerita yang telah disampaikan oleh pemateri disambut baik oleh peserta yang semakin ramai sampai sesi berakhir. Beberapa diantaranya bahkan antusias belajar kepada narasumber secara langsung untuk meningkatkan produksi pertaniannya.HUMAS UNS/Ratri

The post Peran Petani Milenial ala FP UNS dan Peragi appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Mahasiswa UNS Torehkan Prestasi di Kancah Internasional

$
0
0

UNS-Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali torehkan prestasi di tingkat internasional. Pasalnya, 5 mahasiswa UNS mendapatkan Bronze Medal di Singapore International Invention Show 2020 pada Mei lalu. Mereka yakni Abyan Ajrurrafi Syauqi dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Muhammad Dani Mulyawan dari Prodi Statistika, Roisatul Khoiriyati dari Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Tasya Ayu Oktayana Prodi Pendidikan Bahasa Jawa, dan Ananto Eko Pambudi Prodi Agribisnis Peternakan.

Abyan Ajrurrafi Syauqi mengaku sangat bersyukur dan senang karena berhasil membawa harum nama kampus di kancah internasional.
“Kami bersyukur sekali karena bisa andil dalam menyumbang prestasi dan membuktikan bahwa kami juga mampu mengharumkan almamater. Meskipun dengan kondisi yang terbatas di tengah pandemi seperti sekarang ini, kami sangat bersyukur diberikan kesempatan untuk berprestasi. Jujur, ini menjadi salah satu mimpi saya sejak menjadi mahasiswa,” ungkap Abyan saat diwawancarai oleh uns.ac.id pada Jumat (5/6/2020).

Proses pendaftaran dimulai sejak Februari secara daring, kemudian diumumkan pada 15 Mei melalui laman http://asianinvent.com/. Inovasi yang mereka usung yakni aplikasi dan boardgame carakan yang diharapkan dapat digunakan sebagai branding negara Indonesia serta melindungi budaya daerah. Carakan sendiri merupakan aksara tradisional berbahasa Jawa yang berkembang di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

“Carakan dikemas dalam dua jenis permainan yaitu dalam permainan papan dalam bentuk flash card dan aplikasi. Carakan dalam bentuk flash card dapat digunakan sebagai sarana berkumpul keluarga, media pembelajaran pada sekolah, dan sebagai boardgame untuk permainan bersama di tempat-tempat umum saat berkumpul dengan teman-teman. Bentuk kedua dari carakan ialah sebuah aplikasi permainan aksara Jawa yang memudahkan pengguna telepon genggam dalam belajar aksara Jawa,” jelas mahasiswa semester 6 tersebut.

Pada era modernisasi saat ini, branding yang biasa-biasa saja belum mampu meningkatkan minat masyarakat, oleh karena itu mereka menghadirkan aplikasi dan boardgame tersebut.
Abyan berharap semoga pencapaian yang berhasil ditorehkan timnya mampu menjadi penyemangat bagi mereka maupun mahasiswa lain untuk dapat berkarya dalam kondisi apapun.

“Kami juga berharap melalui karya kami ini dapat membantu membumikan kembali aksara Jawa yang kini telah banyak ditinggalkan oleh anak muda. Selain itu harapan jangka panjangnya yakni aksara Jawa bisa menarik minat masyarakat internasional untuk mempelajarinya,” tutup Abyan.Humas UNS/Bayu

The post Mahasiswa UNS Torehkan Prestasi di Kancah Internasional appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Kepala URDC Labo UNS Ulas Perencanaan Permukiman Perkotaan

$
0
0

UNS – Kepala Laboratorium Urban Rural Design Conservation (URDC Labo) Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Eng. Kusumaningdyah, menjadi salah satu pembicara dalam Webinar Perayaan 20 Tahun Prodi S2 Magister Universitas Trisakti (Usakti) bertajuk ‘Perencanaan Permukiman Perkotaan: Riset Kampung Kota di Jakarta, Solo, dan Malang’, Sabtu (6/6/2020).
Bersama Dr. Dina Poerwiningsih yang merupakan pengajar di Program Magister Universitas Merdeka Malang (Unmer) dan Dr. MI Ririk Winandari yang merupakan Kaprodi Magister Arsitektur Usakti, Dr. Eng. Kusumaningdyah mengulas perencanaan permukiman perkotaan dengan mengkolaborasikan peran warga kota, pemerintah, komunitas dengan akademisi.
Dalam webinar yang diikuti 350 peserta melalui Zoom Cloud Meeting dan 800 peserta melalui siaran langsung Youtube, Dr. Eng. Kusumaningdyah menyampaikan materinya yang berjudul ‘Partisipasi Desain Ruang Publik di Kampung Kota’.

“Di Prodi Arsitektur kami membuka mata kuliah pilihan Kelas Kampung Kota sejak tahun 2014 yang sampai saat ini masih berjalan di semester ganjil. Kami belajar mengenai kawasan Kampung Kota yang awalnya cuma melakukan participatory mapping kemudian kami berjejaring research selama 2 tahun di project Urbanisme Warga bersama NGO ‘Rujak, Jakarta’ makanya banyak belajar metode dan konsep partisipasi desain dari 8 kota lainnya yang merupakan kasus agenda perubahan di masing-masing kota” ujar Dr. Eng. Kusumaningdyah mengawali materinya.

Menurut Dr. Eng. Kusumaningdyah, dalam agenda perubahan setiap warga kota berhak mengembangkan pengetahuan dan gagasannya tentang kotanya. Selain itu, ia mengatakan apabila kelestarian dan masa depan kota tergantung pada kemampuan kota menyerap dan mendayagunakan kehendak, kreativitas, dan kontribusi tiap-tiap warganya.

Dr. Eng. Kusumaningdyah yang juga dosen Prodi Arsitektur FT UNS sekaligus pegiat Kesengsem Lasem dan Tim Ahli Penilaian Kota/Kabupaten Mandiri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencontohkan beberapa proyek partisipasi desain yang sedang dan telah digarap sejak 2016 -2020 bersama URDC Labo (team teaching Kampung kota) dan mahasiswa Prodi Arsitektur FT UNS .

“Projec profile kegiatan Kampung Kota kami di tahun 2016 berupa pengembangan fasilitas publik seperti MCK komunal Kampung Butuh, Kelurahan Gandekan RT 05/RW 03. Di tahun 2017 ada pengembangan fasilitas publik, seperti ruang publik ramah anak di Kelurahan Gandekan RT 02/ RW 06. Ini merupakan partisipasi desain dengan menggunakan metode ‘Place Making’,” lanjutnya.

Selain itu, di tahun 2018, URDC Labo bersama mahasiswa Prodi Arsitektur FT UNS dalam menggarap proyek di Kampung Sewu, Jebres, Solo menyisipkan advokasi pengolahan limbah plastic “Ecobrick”. Kegiatan ini menyasar anak-anak di Kampung Kota yang terbagi atas sejumlah tahap, seperti Tahap I ‘Place Making Method’, tahap II ‘Pop Up Modeling’, tahap III ‘Focus Group Discussion’, tahap IV ‘Ecobrick Workshop’, dan tahap V ‘Design Action’.

Pada tahun 2019, kegiatan project partisipasi desain merespon konsep Dinas Lingkungan Hidup bergerak membangun konsep Kampung Iklim Kota Solo. Maka tugas kelas Kampung Kota melakukan proses partisipasi desain serta merekomendasikan fisik terbangun “Greenopi di Kampung Sangkrah” menjadi aksi desainnya.

Tahun 2020, menjadi tahun yang memiliki tantangan besar. Namun berkolaborasi dengan Arsitektur Komunitas Solo (ARKOM Solo) dalam melakukan kegiatan partisipasi desain di Kampung Kota bisa tetap berjalan. Advokasi terhadap pandemi Coronavirus Disease 2019
(Covid-19) dan respon desain pembuatan “padasan” yang disesuaikan dengan kebutuhan di Kampung Metal dan Kenteng, Semanggi menjadi aksi desainnya.

Saat ditanya mengenai metode pendekatan dengan warga kampung kota dalam rangka penyusunan proyek, Dr. Eng. Kusumaningdyah menjelaskan cara membangun komunikasi dengan stakeholder agar proyek perencanaan permukiman perkotaan dapat diterima dengan baik dan tidak mendapat penolakan.

“Mengembangkan komunikasi di lapangan dalam bertemu dengan tokoh masyarakat agar tidak ditolak. Hendaknya bisa in line dengan program pemerintah kota, kalau kita in line membangun komunikasi dengan pemerintah komunikasinya sangat terbantu. Karena kolaboratornya jelas, grand design-nya ada, dan pihak akademisi membantu dalam skala kecil yang bisa in line dengan program desain pemerintah,” terang Dr. Eng. Kusumaningdyah.

Di akhir jalannya webinar, moderator Webinar, Punto Wijayanto, ST, MT, Sekreprodi Arsitektur Usakti menyampaikan sejumlah poin sebagai catatan penutup. Pertama, perencanaan permukiman perkotaan dengan menggunakan pendekatan partisipatori merupakan cara untuk dapat mengutamakan kebutuhan dan memberi solusi bagi warga kota. Selain itu, berbagai model seperti pemetaan swadaya, place making, dan penggunaan teknologi terus dikembangkan untuk dapat menjangkau partisipasi masyarakat secara utuh.

Kedua, setiap kampung kota memerlukan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristiknya. Sebagai contoh, UNS dengan baik menunjukkan strategi pelibatan anak-anak sebagai kelompok yang kerap kali tidak dijangkau dalam proyek-proyek penataan kampung.

Ketiga, tantangan dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi. Selain itu, mengintegrasikan isu kesehatan dalam hal perencanaan dan pembangunan perkotaan juga memerlukan riset dan aksi lebih lanjut. Dalam mewujudkan hal-hal tersebut, kolaborasi merupakan kunci dalam penataan permukiman perkotaan di masa depan.Humas UNS/Kaffa

The post Kepala URDC Labo UNS Ulas Perencanaan Permukiman Perkotaan appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Tantangan Amdal di Era New Normal

$
0
0

UNS – Era new normal atau kenormalan baru menjadi tantangan selanjutnya yang akan mengubah beragam tatanan di masyarakat dan mengharuskan adanya strategi yang matang. Tidak terkecuali dalam penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang melibatkan partisipasi banyak pihak dan membutuhkan peninjauan lapangan.

Oleh karenanya, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada Jumat (5/6/2020), Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar nasional bertajuk ‘Penyusunan dan Penilaian Dokumen Amdal pada Era New Normal’.

Sejumlah 1.168 peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti webinar tersebut melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dan siaran langsung Kanal Youtube PPLH UNS. Baik dari lingkup perguruan tinggi, instansi pemerintahan, perusahaan, maupun masyarakat umum.

Bertindak sebagai pemateri pertama, Ir. Ary Sudijanto, MSE, Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjelaskan mekanisme penyusunan Amdal di era new normal akan mengkombinasikan antara sistem daring dan luring untuk tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Diantaranya adalah konsultasi publik secara daring dengan sistem komunikasi dua arah, penilaian dokumen Amdal yang sebagian dapat dilakukan melalui aplikasi pertemuan daring, dan penyusunan dokumen Amdal sebagian dapat dilakukan melalui platform amdal.net yang sedang dikembangkan oleh pusat.

” Nantinya amdal.net ini tentu akan kami aplikasikan ke daerah untuk uji coba. Karena ini dirancang sebagai sistem nasional,” jelasnya.

Ary menambahkan, kebijakan terkait mekanisme penyusunan Amdal di daerah pada era new normal ini, lebih lanjut akan diserahkan kepada kepala daerah masing-masing sesuai dengan situasi setempat. Hal ini tidak terlepas dari bervariasinya keputusan setiap daerah mengenai waktu penerapan new normal dengan mempertimbangkan angka penularan di suatu daerah.

“ New normal dilakukan secara bertahap, tidak serentak. Penerapan pembatasan sosial di setiap daerah itu berbeda. Kalau kita buat sama, menjadi tidak memungkinkan. Maka, dipersilakan untuk daerah membuat kebijakannya masing-masing. Komisi Penilai Amdal (KPA) juga menyusun peraturan sesuai daerahnya,” jelasnya.

Ary pun memaparkan, dengan adanya kombinasi sistem daring dan luring, terdapat tantangan yang menurutnya harus diperhatikan dan diantisipasi dengan strategi matang.

Hal pertama yang ia tegaskan adalah perlunya telaah secara hukum atau arahan hukum yang baru terhadap keabsahan modifikasi proses yang dilakukan apabila akan diterapkan dalam kondisi new normal ini. Menurutnya, para penyusun Amdal tidak dapat lagi menggunakan kebijakan sebelum new normal, yakni Surat Dirjen PTKL Nomot SE.7/PKTL/PDLUK/PLA.4/4/2020 yang mengatur Proses Penilaian Amdal dan Perdirjen PKTL Nomor P.5/PKTl/PDLUK/OTL.0/5/2020 tentang Tata Laksana Penilaian oleh KPA dalam rangka pencegahan Covid-19.

Kemudian yang kedua, perlu adanya kajian kebijakan terhadap efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan konsultasi publik media daring dalam menjaring Saran Pendapat dan Tanggapan (SPT) masyarakat. Poin kedua ini juga selaras dengan poin ketiga, yaitu perlunya evaluasi kesiapan infrastruktur dalam proses penilaian secara daring. Hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat turut mengakses sebagai penilai amdal dan untuk memastikan legalitasnya.

“Keterlibatan masyarakat inilah yang menjadi tantangan besar bagi kita. Bukan hanya saat konsultasi publik, tapi juga representasinya sebagai anggota KPA. Kalau yg melibatkan pakar atau instansi sudah baik. Akan tetapi, komunikasi dengan masyarakat via daring masih perlu pengembangan infrastruktur internetnya. Maka saat kembali ke normal, kita harus menilai efektivitas pelaksanaan dan menyusun mekanisme dari pengalaman saat pembatasan sosial,” imbuh Ary.

Hal senada disampaikan oleh Widi Hartanto, ST., MT., Kabid Penataan, Pengkajian Dampak dan Pengembangan Kapasitas LH Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah. Ia menyatakan bahwa akses internet yang tidak stabil menjadi kendala utama. Masyarakat yang belum dekat dengan sistem daring inilah yang harus menjadi catatan penting karena saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat adalah satu kerangka acuan pokok yang harus dipenuhi.

“Harus disampaikan juga rencana kegiatan dan dampak lingkungan yang ada. Ini berkaitan dengan metodologi dan kerangka acuan. Selama pandemi ini, penilaian kerangka acuan dan pengambilan sampel di lapangan memang menjadi masalah utama. Ada mobilitas yang dibatasi meskipun sudah menjaga jarak,” ujar Widy.

Oleh karena penyusunan Amdal memang harus melibatkan banyak orang, Ary dan Widy pun sama-sama menegaskan agar pemrakarsa Amdal dapat memfasilitasi dan memastikan masyarakat mempunyai akses. Misalkan dengan penyediaan genset di daerah yang belum dialiri listrik, penyediaan akses internet, pengadaan teleconference di 1—4 lokasi dengan 4—7 orang setiap lokasi guna menerapkan protokol kesehatan, ataupun penyediaan operator dari perwakilan pemrakarsa yang paham sistem daring.

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Prof. Okid Parama Astirin selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS. Dalam sambutannya, Prof. Okid menuturkan bahwa adanya pembahasan semacam ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada para penyusun Amdal dan pihak yang terkait. Walaupun,
beragam rencana tersebut tentu akan masih terus dievaluasi dan mengalami pengembangan.

“Kita dapat mengetahui strategi apa yang harus dilakukan. Dan ada transfer ilmu yang semoga bermanfaat bagi kita semua,” tutunya.Humas UNS/Yefta

The post Tantangan Amdal di Era New Normal appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Perkembangan Teknologi dan Problematika Material Sel Surya

$
0
0

UNS-Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan talkshow bertema sel surya. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui aplikasi Webex dan siaran langsung di chanel Youtube Himafis UNS pada Jumat (5/6/2020) pukul 13.00-15.00 WIB. Dalam talkshow seri ke-3 yang dimoderatori oleh Trya Andini, mahasiswa Fisika UNS ini menghadirkan Dr. rer.nat. Ayi Bahtiar, dosen Fisika Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung dan Dr. Agus Supriyanto selaku Kepala Prodi Fisika FMIPA UNS.

Talkshow dengan judul Perkembangan Teknologi dan Problematika Material Sel Surya ini diikuti oleh lebih dari 240 peserta dari berbagai universitas. Turut hadir pula Dekan FMIPA UNS, Drs. Harjana, Ph.D dan Kepala Prodi Fisika Unpad, Dr. Lusi Safriani yang sekaligus memberikan sambutan dalam kegiatan ini.

Dalam sambutannya, Drs. Harjana, Ph.D. menyampaikan apresiasi terhadap seluruh peserta yang telah bergabung. Ia juga berharap semoga kerjasama antara Departemen Fisika UNS dengan Prodi Fisika Unpad dapat berlanjut agar nantinya dapat mewujudkan kampus merdeka.

“Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh peserta, terima kasih kepada seluruh peserta dan Prodi Fisika Unpad, semoga kerjasama ini dapat berlanjut. Kalau bisa kegiatan ini direkognisi supaya bisa mewujudkan kampus merdeka, webinar ini sudah dirancang hingga 6-7 seri dengan durasi sekitar 2 jam. Apabila terdapat 10 jenis kegiatan masing-masing 2 jam, maka bisa disetarakan dengan 2 sks, apakah masuk ke dalam mata kuliah tertentu atau kapita selekta,” sambut Harjana.

Pemerintah saat ini mencanangkan kampus merdeka sebagai wujud kebebasan mahasiswa dalam mencari ilmu. Salah satunya adalah mahasiswa dapat mengambil mata kuliah dari universitas lain baik negeri maupun swasta. Hal tersebut pula yang diharapkan oleh Dekan FMIPA UNS dalam sambutan acara talkshow ini.

Dr. rer.nat. Ayi Bahtiar menyampaikan bahwa pengaplikasian sel surya saat ini berupa pembangkit listrik tenaga sel surya, listrik untuk rumah atau kantor serta penerangan jalan. Akan terus dilakukan pengembangan dalam jangka waktu ke depan seperti e-bike solar charger, umbrella laptop solar charger, CIGS Rollable solar panel, EFTE flexible solar panel dan sebagainya. Jenis sel surya yang saat ini sedang dikembangkan yaitu sel surya perovskite karena memiliki banyak keunggulan.

“Keunggulan dari sel surya ini yaitu memiliki rentang absorpsi cahaya yang lebar, sifat optik bisa diatur dengan mengatur kandungan halida, panjang difusi muatan pembawa cukup panjang. Tidak hanya itu, energi ikat eksiton juga rendah, dapat dibuat dengan metode berbasis larutan, serta dapat dibuat dalam bentuk yang fleksibel,” jelas Ayi.

Pengembangan modul sel surya perovskite akan terus dilakukan meskipun dengan dana dan fasilitas yang terbatas. Hal ini juga disampaikan oleh Dr. Ayi yang telah mempraktekkannya.

“Meskipun dana dan fasilitas riset terbatas, pengembangan sel surya masih bisa dilakukan. Dapat melalui pemanfaatan limbah Pb sebagai sumber Pbl, mencari material perovskite yang murah misal seng, desain struktur sel surya, serta melakukan riset institusional baik dalam maupun luar negeri,” paparnya.

Lalu, materi yang disampaikan oleh Dr. Agus Supriyanto yakni perkembangan dan problematika sel surya berbasis Dye Sensitized Solar Cell (DSSC). DSSC merupakan sel surya yang dibentuk melalui proses mekanisme photoelectrochemical, yang mana proses absorpsi cahaya dilakukan oleh molekul dye dan proses separasi muatan oleh bahan inorganik semikonduktor berstruktur nano.

“SSO atau Sel Surya Organik ini memiliki banyak keunggulan seperti biaya fabrikasinya murah secara operasional, ramah lingkungan, mudah dibentuk, serta memiliki nilai estetika dibanding dengan teknologi yang lain karena warna tidak monoton. Aplikasi modul DSSC ini berupa tas gendong agar dapat mengisi power bank, aksesoris-aksesoris luar ruangan. Salah satu hal yang menarik adalah dapat dimanfaatkan untuk jendela karena bisa transparan,” jelas Agus.

Bahan yang digunakan dalam DSSC ini antara lain substract, Nanopori TiO2, elektrolit, dan katalis kounter elektroda.
Substract berfungsi sebagai tempat muatan mengalir, materi yang digunakan yaitu fluorine-doped tin oxide dan indium tin oxide. Penggunaan oksida semikonduktor dalam fotoelektrokimia karena kestabilannya menghadapi fotokorosi. Kemudian, elektrolit yang digunakan terdiri dari iodine dan triiodide sebagai pasangan redoks dan pelarut. Katalis juga dibutuhkan untuk mempercepat kinetika reaksi proses reduksi triiodide pada TCO,” paparnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan mengenai pemanfaatan energi matahari melalui sel surya. Selain itu, kerjasama antara Prodi Fisika UNS dengan Departemen Fisika Unpad juga dapat berlanjut sehingga dapat diaplikasikan ke dalam kampus merdeka.Humas UNS/Bayu

The post Perkembangan Teknologi dan Problematika Material Sel Surya appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Viewing all 6189 articles
Browse latest View live