Quantcast
Channel: Universitas Sebelas Maret
Viewing all 6189 articles
Browse latest View live

Drs. Thomas Sutikna, M.Hum. Salah Satu Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia

$
0
0


“The hills ahead are never as steep as they seem and with strong passion in your heart start upward and climb until your dream comes true.”- Thomas Sutikna


Thomas Sutikna, masuk ke dalam The World’s Most Influential Scientific Minds 2014, atau tercatat dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh di dunia oleh Thomson Reuters. Alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) ini terus melakukan penemuan-penemuan baru, dan konsen dalam bidang Arkeologi.
Kecintaan pada Sejarah dan Budaya

Thomas Sutikna, Alumni FIB UNS

Thomas Sutikna, Alumni FIB UNS



Sejak duduk di bangku SMP Thomas sudah menyukai pelajaran sejarah-budaya. Saat itu pula Thomas remaja berkeinginan menjadi seorang budayawan. Bagi suami dari L.R. Retno Susanti ini, dalam pelajaran tersebut ia merasa bisa belajar mengenai sejarah kehidupan manusia, budaya dan lingkungannya – mulai dari Jaman Prasejarah hingga sekarang. Pemahaman yang baik terhadap sejarah kehidupan manusia di masa lalu dapat dijadikan bekal dalam menjalani kehidupan sekarang, dan kehidupan manusia di masa sekarang dapat dijadikan fondasi untuk menyiapkan kehidupan manusia di masa depan yang lebih baik.

Selepas SMA, Thomas mengaku hanya mendaftar di satu perguruan tinggi, yaitu UNS, dengan menjalani dua kali test, hingga diterima. “Ketika lulus SMA, saya hanya mendaftar di satu Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta, tetapi harus menjalani dua kali test. Entah karena apa, pada tahun 1983 test masuk UNS dilakukan penyaringan dua kali, seingat saya itu hanya terjadi di tahun 1983, dan kebetulan hingga test kedua,” ingatnya.
Hasrat Thomas semakin kuat untuk mempelajari sejarah-budaya secara lebih mendalam ketika ia mulai mengikuti mata kuliah Sejarah Indonesia Kuno di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, UNS. Salah satu yang sangat berkesan selama kuliah bagi Thomas adalah ilmu yang diajarkan oleh (Alm) Drs. Petrus Suwarjadi tentang Sejarah Indonesia Kuno. Dari mulai ketika meniti karir hingga saat ini ia merasa ilmu tersebut telah menjadi bekal yang sangat berharga untuk bidang yang ia tekuni kini.

Menekuni Arkeologi secara Autodidak

Menyelesaikan kuliah pada tahun 1990, Thomas kemudian merantau ke Jakarta. Setelah itu, ada alumni Sejarah UNS angkatan 82, yakni keluarga Agus HK Soetomo yang memperkenalkannya kepada (Alm) Prof. Dr. R.P. Soejono, salah seorang tokoh dan perintis arkeologi Indonesia. “Sejak 1993 saya mulai nyantri kepada Prof. Soejono untuk belajar arkeologi, sekaligus menjadi asisten beliau. Sejak itulah, berkat bimbingan beliau dan juga buku-buku beliau, saya mulai menekuni ilmu arkeologi secara autodidak,” kenangnya.

Sejak saat itu, ia mulai dilibatkan dalam kegiatan penelitian di beberapa situs arkeologi di Indonesia. Selama dua tahun Thomas terus mendalami dan mempelajari bidang ini, namun ia merasa tidak cukup jika hanya mendalami arkeologi secara autodidak saja. “Dua tahun tidaklah cukup bagi saya untuk mendalami arkeologi secara autodidak, karena ternyata tidak semudah seperti apa yang kita lihat dalam film-film Indiana Jones yang terkenal itu,” jelas Thomas sedikit berkelekar.

Pada tahun 1995, ayah dari Stefani Anindita Waraningtyas ini kemudian memutuskan untuk mengambil kuliah S2 Arkeologi di FIB Universitas Indonesia. Setelah menyelesaikan studi S2 Arkeologi, keterlibatan dalam kegiatan penelitian arkeologi di Indonesia semakin luas, baik bersama arkeolog dari dalam maupun luar Indonesia. Dari sanalah Thomas mulai terlibat secara aktif dalam kerjasama penelitian arkeologi yang bersifat interdispliner, termasuk bidang studi lain seperti geologi, geokronologi, paleontologi, paleoanthrolopogi dan sebagainya

Arkeologi di Indonesia

Thomas memandang bahwa perkembangan arkeologi Indonesia secara umum cukup maju, baik dari segi akademis maupun praksis dalam bidang penelitian. Hal itu antara lain dapat dilihat dengan semakin banyaknya penemuan-penemuan situs baru dan benda arkeologis di seluruh pelosok tanah air. Namun, keterbatasan literature yang up to date menyebabkan perkembangan arkeologi Indonesia secara akademis agak sedikit tersendat. Demikian pula dengan keberadaan data arkeologi dan situs-situs arkeologi yang penting, belum sepenuhnya dikelola dan diberdayakan secara maksimal.

Untuk itu Thomas memiliki harapan yang besar akan terciptanya sistem informasi arkeologi nasional yang terpadu dan terintegrasi dengan baik, sehingga bisa diakses oleh semua kalangan, baik untuk masyarakat Indonesia maupun dunia. “Meskipun Indonesia dikenal kaya akan sumberdaya arkeologi yang sangat penting bagi dunia ilmu pengetahuan, namun jika tidak diberdayakan dan ditampilkan, akan tetap menjadi sebuah misteri yang tidak akan pernah dikenal dan diketahui oleh dunia luar. Karena jika tak kenal maka tak disayang,” imbuhnya

Konsen utama dari Thomas adalah bagaimana agar potensi sumberdaya arkeologi Indonesia yang begitu besar dapat dieksplorasi dan diberdayakan untuk kepentingan Bangsa Indonesia dan ilmu pengetahuan secara umum. Baginya, relik kehidupan manusia di masa lalu yang terkandung di balik bukti-bukti arkeologis merupakan sebuah misteri yang sangat menarik untuk dikaji.

Keterkaitan antara jurusan sejarah yang diambil dengan bidang Arkeologi yang digeluti sendiri terutama terletak pada fokus kajian yang memusatkan perhatian pada aspek-aspek sejarah kehidupan manusia di masa lalu. Di sisi lain, menurut Thomas ada perbedaan yang agak mencolok terletak pada sumber atau obyek yang dihadapi. Jika kajian sejarah cenderung bertumpu pada sumber tertulis atau dokumen, maka arkeologi berbasis pada budaya materi misalnya artefak ataupun ekofak. Meskipun demikian, keduanya berhadapan dengan fakta dari masa lalu yang seringkali fragmentaris, sehingga harus bertindak seperti halnya detektif, diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam mengurai dan mengintegrasikan relik-relik dari masa lalu tersebut dalam sebuah cerita sejarah kehidupan manusia dari masa lalu.

Sejak memutuskan mendalami arkeologi, sejak itu pula, diakui bahwa sebenarnya tantangan dan kesulitan sudah menyertai, terutama ketika Thomas menyeberang lebih dalam ke zaman prasejarah yang memiliki rentang waktu ribuan hingga jutaan tahun yang lalu. Sebagian besar kondisi data arkeologis dari zaman prasejarah adalah fragmentaris dan bisa disebut bisu karena berasal dari kehidupan manusia di masa lalu yang sudah mati atau punah dan belum mengenal tulisan. Dengan demikian, seorang arkeolog dituntut untuk dapat menginterpretasikan dan mengintegrasikan data arkeologis tersebut, dan kemudian menyusun kembali puzzle dari sejarah kehidupan manusia di masa lalu.

“Penemuan manusia purba Homo floresiensis di Flores yang juga dikenal dengan julukan ‘Hobbit’ pada tahun 2003, merupakan penemuan terbesar selama saya menekuni bidang studi arkeologi. Penemuan ini berdampak sangat besar terhadap pemahaman kita mengenai sejarah awal kehidupan manusia yang ada di dunia ini,” jawab Thomas saat ditanya terkait penemuan terbesarnya.

Ia menjelaskan bahwa sebelum penemuan ini, hanya dikenal dua spesies dalam genus Homo, yaitu Homo erectus dan Homo sapiens; ternyata sekarang ada spesies lain, yaitu Homo floresiensis yang ditemukan di Indonesia bagian timur yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan dalam rute migrasi manusia purba karena terpisah oleh lautan. Selain itu selama lebih dari satu dekade, penemuan manusia purba Flores telah menjadi pembicaraan hangat bagi para ilmuwan dunia, sekaligus menjadi sorotan di berbagai media cetak dan elektronik

Karena penemuan yang fenomenal itu pula, di tahun 2005, Thomas bersama seluruh tim Flores mendapat kehormatan untuk berdialog langsung mengenai penemuan manusia purba Flores bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara peresmian National Geographic Indonesiayang juga dihadiri oleh Vice President National Geographic Society dari USA.

Merupakan penghargaan dari Thomson Reuters, lembaga independen yang menyoroti dan mengevaluasi berbagai aspek dalam komunitas akademik dunia. Penentuan seorang ilmuwan masuk dalam daftar Highly Cited Researchers, didasarkan atas penilaian terhadap publikasi-publikasi yang dihasilkan oleh para ilmuwan di seluruh dunia dari sekitar 21 bidang studi. Khusus untuk Highly Cited Researchers 2014, Thomson Reuters melakukan penilaian terhadap publikasi-publikasi di jurnal internasional sejak 2002 – 2012. Para ilmuwan yang masuk dalam daftar tersebut kemudian dimasukan kedalam daftar The World’s Most Influential Scientific Minds: 2014.

Secara pribadi, bagi Thomas penghargaan ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan untuknya dan keluarga, dan tentu saja juga bagi arkeologi Indonesia, serta bangsa dan negara. Karena itu berarti beberapa ilmuwan dari Indonesia telah diakui dan berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat dunia.
Pencapaian tersebut menurut Thomas juga adalah berkat kerja keras dari seluruh anggota tim penelitian arkeologi Situs Liang Bua, Flores. “Selain saya, ada tiga anggota tim penelitian arkeologi Situs Liang Bua (Flores) yang juga mendapatkan penghargaan yang sama yaitu E. Wahyu Saptomo, Jatmiko, dan Rokus Due Awe. Oleh karena itu, pencapaian ini tentu saja berkat kerja keras dari seluruh anggota tim penelitian arkeologi Situs Liang Bua, Flores, dan juga berkat dukungan dari semua pihak yang terkait dalam penelitian arkeologi. Untuk itu, atas nama tim penelitian arkeologi Situs Liang Bua, Flores, kami mengucapkan banyak terima kasih,” ujarnya.

Thomas mengharapkan apa yang telah ia hasilkan bersama timnya saat ini dapat berguna bagi kemajuan pendidikan dan ilmu pengetahun di Indonesia. Menjadi pendorong bagi generasi kemudian untuk terus berkarya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Terlebih penting lagi yakni dapat dilanjutkan oleh generasi selanjutnya yang tentu memiliki kemampuan dan visi yang lebih baik.

Ditempa untuk belajar managerial yang baik, secara tidak langsung telah membuat mahasiswa lebih ‘tahan banting’ ketika menghadapi kehidupan nyata sehari-hari dan juga lebih sensitif terhadap humanisme. Semasa kuliah, Thomas aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan, terutama di organisasi mahasiswa pecinta alam Fakultas Sastra, Sentraya Bhuana dan di BAKORLAK Emergency UNS khususnya di bidang Search and Rescue. Demikian pula dengan kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa.

“Everyone is useful in their own way,” pesannya kepada mahasiswa yang saat ini masih kuliah. Yakni bahwa jangan takut pada suatu pilihan, karena setiap pilihan akan membawa keberhasilan jika dijalani dengan penuh keteguhan dan ketekunan. Ia pun juga mencontohkan dirinya yang pada mulanya berasal dari keluarga yang sederhana dan bukan berpendidikan tinggi, tetapi kedua orang tua sangat terbuka. “Mereka mendukung sepenuhnya ketika saya memilih Jurusan Sejarah, hanya saja pesan almarhum bapak saya yang selalu diucap adalah kami anak-anaknya harus konsisten dan konsekuen dengan apa yang menjadi pilihan kami,” kisahnya.

Selain itu dalam hal perkerjaan, menurut Thomas, semua lulusan dari berbagai bidang studi memiliki kesempatan yang sama. Tapi harus mempersiapkan dengan baik kemauan dan ketekunan, karena kesempatan akan datang kapan saja dan dimana saja. Misalnya dalam pencapaian pada profesi yang hingga sekarang ditekuni, semua menjadi mengalir begitu saja karena keingin-tahuannya yang begitu besar

“Semoga Kampus UNS tetap teguh, kokoh dan konsisten mengemban tugas sebagai garda dalam membekali ilmu pengetahuan kepada putera-puteri penerus bangsa,” pungkasnya memberi harapan pada almamater. [*]

The post Drs. Thomas Sutikna, M.Hum. Salah Satu Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia appeared first on Universitas Sebelas Maret.


UNS Tanggap Lakon “Sebelas Maret (Semar) Bangun Kahyangan”

$
0
0


Dalam usaha membangun sebuah Kahyangan, Semar rela mati demi apa yang ia yakini. Membangun kahyangan tidak diartikan sebagai membangun istana tempat tinggal dewa di angkasa sana, tapi membangun jiwa dalam diri manusia.



Langit masih mendung dan sekilas suara gludhug terdengar garang. Rumput halaman gedung rektorat—sekarang gedung pusat dr. Prakosa—juga masih basah. Namun, tampak mahasiswa serta masyarakat sekitar kampus tetap berbondong-bondong memasuki teratak yang telah disediakan. Sabtu malam (14/3/2015) adalah malam yang ditunggu. Tradisi yang sama, tradisi yang lama. Malam itu, Dies Natalies Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar ringgit purwa dengan lakon termahsyur “Semar Mbangun Kahyangan”.

IMG_5251
Lakon ini bukan hanya menceritakan Semar sebagai abdi sejati Pandawa—yang dalam kisah ini melakukan perlawanan terhadap Pandawa karena dirasa semakin melenceng dari ajaran semula. Namun, Semar kali ini juga disimbolkan sebagai “Sebelas Maret” yang berpartisipasi dalam membangun negeri Indonesia. Dengan semboyan baru yaitu BISA, kepanjangan dari berbudaya kerja ACTIVE, Internasionalisasi, Sinergi, dan Akselerasi, UNS berkomitmen untuk berkarya untuk Indonesia. Untuk mengawinkan dua ide kali ini, Ki Cahyo Kuntadi didapuk sebagai dalang. Dalang muda asal Klaten ini memiliki prestasi prestisius yaitu juara dalam Festival Dalang Sedunia di Khazakhstan.

Sekitar pukul 21.00 WIB, Rektor UNS, Ravik Karsidi, menyerahkan tokoh utama dalam lakon ini yaitu Semar kepada Ki Cahyo Kuntadi. “Pagelaran ringgit purwa badhe kawiwitan, sak lajengipun kulo pasrahaken dhumateng panjenengan, Ki Dalang Cahyo Kuntadi, S.S., M.S., mugi Allah paring barokah,” ujar Ravik sembari menyerahkan wayang yang dibarengi bunyi gong sebagai tanda pergelaran wayang dimulai.

IMG_5259
Walaupun segudang prestasi telah direngkuh, Ki Cahyo Kuntadi pun tidak segan-segan mengucap rasa terima kasih kepada UNS yang telah mempercayakan seorang dalang muda untuk mengisi acara sebesar ini. Dia juga mengapresiasi UNS yang telah mendukung dalang-dalang muda untuk tetap berkarya. Kesempatan harus diberikan kepada dalang-dalang muda yang tidak lama lagi harus menggantikan peran dalang gaek macam Ki Mantep Sudarsono, Ki Anom Suharto, hingga Ki Purbo Asmoro. Selain itu, demi langgengnya suatu pentas wayang, sehebat apapun dalangnya jika tidak ada yang menonton akan sama saja. Peran masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung kelestarian budaya asli indonesia ini.

Membangun batin

Kisah dimulai dari kegerahan Semar melihat pemerintahanan Pandawa yang melenceng ke arah yang tidak benar. Bencana terjadi dimana-mana dan kejahatan merajalela. Kegelisahan ini membuatnya berencana untuk membuat kahyangan. Kresna yang mengetahui rencana tersebut naik pitam, dia melapor kepada Bathara Guru di kahyangan Suralaya. Mendengar Semar ingin membuat semacam kahyangan tandingan, Bathara Guru meminta Kresna menghalangi Semar.

Kresna memegang peran besar dalam lakon ini. Kesalahannya adalah ia tidak memeriksa apa sebenarnya yang direncanakan Semar dan tidak menanyakannnya. Pandawa yang mendapat pengaruh lebih olehnya, mengikuti apa yang dikatakan oleh Kresna. Perintah Kresna adalah menghentikan Semar atau membunuhnya.

Ki dalang juga menonjolkan sikap setia seorang anak kepada bapaknya lewat tokoh Gareng, Petruk, dan Bagong yang diperintahkan melawan Pandawa. Meskipun dikemas dengan banyolan khas Punakawan, inti cerita yang sederhana ini disampaikan dengan menawan. Dialog antar tokoh ini merupakan semacam quotes panjang yang terus diucapkan oleh dalang.

Namun, Punakawan memang bukan tandingan Pandawa. Punakawan yang terdesak, kembali ke rumah menghadap Semar. Werkudara dan Arjuna mencoba menyerang Semar. Namun, guru mereka sejak kecil ini ternyata lebih sakti hingga serangan mereka tidak ada yang mempan. Akhirnya, Puntadewa yang menghadapi Semar. Tidak seperti saudaranya, Puntadewa menanyakan apa maksud Semar membangun Kahyangan. Puntadewa terbelalak dan menangis dihadapan Semar.

Alunan gamelan yang megah semakin memperkuat suasana syahdu. Puntadewa bahkan tak sampai hati untuk berlutut dan memeluk Semar. Hari itu mereka tahu bahwa membangun Kahyangan bukan membangun suatu yang lahir melainkan yang batin. Membangun Kahyangan adalah membangun jiwa atau membangun kepribadian. Sebaik apapun suatu yang lahir tidak akan sempurna tanpa batin yang baik. Bagi raja-raja seperti Pandawa, sehebat apapun mereka tanpa kepribadian pasti akan melupakan kebenaran. Batin adalah sesuatu yang di dalam dan dibungkus oleh suatu yang lahir. Jiwa hanya bisa digerakan oleh raga, demikian pula sebaliknya. Batin dan lahir harus berjalan seirama untuk menjadi manusia seutuhnya. [] (inang.red.uns.ac.id)

The post UNS Tanggap Lakon “Sebelas Maret (Semar) Bangun Kahyangan” appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Perjalanan Meniti Karier A la Irwan Setyawan

$
0
0

Irwan Setyawan, S.Sos., M.I.Kom., telah lama berkiprah dalam dunia jurnalistik. Pada tahun 1988, Irwan mendaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS. Pria yang mengawali karier jurnalistiknya sebagai wartawan Jawa Pos ini mengaku, bahwa berkuliah di FISIP UNS mulanya hanya sebuah pilihan yang ia jatuhkan secara acak saja. Menjadi mahasiswa UNS melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Irwan sengaja memilih lokasi kampus yang memang jauh dari kota tempat lahir dan tempat tinggalnya, Jakarta. “Saat itu, saya juga tidak membayangkan kalau bisa diterima melalui jalur khusus tersebut,“ begitu tuturnya.

Alumni UNS, Irwan Setyawan, S.Sos., M.I.Kom.,

Alumni UNS, Irwan Setyawan, S.Sos., M.I.Kom.,


Pria kelahiran Jakarta 46 tahun silam ini merasa bahwa ilmu komunikasi adalah bidang yang teramat baru baginya, kala itu. Maka, ia mengikuti perkuliahan dengan antusias penuh. Semasa kuliah, pria yang semasa SMP dan SMA aktif dalam OSIS ini juga melakoni berbagai kegiatan selain belajar di kelas. Irwan aktif di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) fakultas, FISIP Fotografi Club (FFC), dan sempat menjabat sebagai ketua pada tahun 1989 – 1991. Irwan juga pernah menjadi pemimpin perusahaan di Majalah Setala, sebuah majalah komunitas di kampus FISIP. Bersama teman-temannya, Irwan menjadikan Setala sebagai sarana komunikasi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS 88. “Majalahnya sangat sederhana dalam bentuk foto kopian dan sampul sederhana, lebih tepat disebut buletin,” jelasnya.

Pada semester dua, Irwan membuka usaha berjualan perangko bekas. Kegiatan ini melatihnya bekerja sama dengan pihak luar, yakni Kantor Pos Besar Surakarta. Usaha ini, selain menampung kegemarannya, juga mewadahi para filatelis di daerah Surakarta. Sifat Irwan yang pekerja keras dan senang mencoba hal-hal baru, tak berhenti pada usahanya berjualan perangko bekas. Setahun kemudian, ia juga membuka usaha sablon dan percetakan bersama kawan-kawannya dari FISIP dan Seni Rupa UNS. Usaha kecil-kecilan itu ia jalani hingga menjadi mahasiswa semester enam. Irwan juga pernah mengisi salah satu acara dialog anak muda di Radio PTPN Solo bersama teman-teman Ilmu Komunikasi UNS. Keterlibatannya dalam dunia penyiaran itu ia jalani sejak semester tiga.

Pria yang juga gemar bermain basket ini mengawali kariernya bersama Jawa Pos sejak masih menjadi mahasiswa semester enam. Ia menceritakan, di semester enam, ia mengikuti Kuliah Kerja Media Massa (KKMM) dan mendapatkan tempat di Harian Jawa Pos Biro Solo. KKMM yang ia ikuti selama tiga minggu, ternyata berujung pada penawaran untuk menjadi wartawan Jawa Pos.

Menjadi wartawan Jawa Pos di sela-sela kuliahnya, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Irwan. Kendati demikian, Irwan mengiyakan bahwa studinya nyaris berantakan sejak bergabung dengan Harian Jawa Pos. Seperti wartawan pada umumnya, Irwan mengerjakan tugas liputan di berbagai kota. Ia memulai tugasnya dari kota Solo, lalu berpindah ke Jogja, Semarang, dan sempat dipindahkan ke Surabaya, hingga kembali lagi ke Semarang. Di saat-saat yang menyibukkan dirinya itulah ia mendapat telepon dari ketua jurusan Ilmu Komunikasi karena masa studinya sudah lebih dari tujuh tahun. Saat itu, Irwan terancam di-drop out (DO) bila tidak segera menyelesaikan skripsinya. “Saya ngebut mengerjakan skripsi. Akhirnya saya lulus ujian skripsi tepat 7,5 tahun lebih sehari,” kenangnya.

Namun, perjuangan Irwan pada masa-masa awal menjadi wartawan telah menempanya hingga saat ini. Kini, pria yang pernah menjadi pengurus Persatuan Filateli Indonesia cabang Solo ini telah menjadi pemimpin redaksi di Jawa Pos TV. Pencapaian ini, tentu saja tak bisa ia dapatkan dengan mudah. Selama perjalanan kariernya di bidang jurnalistik, pria yang sekarang menjadi Ketua Bidang Media Cetak Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini pernah menjadi perintis berdirinya Harian Indopos, Radar Kudus, dan Satria Pos atau yang juga dikenal sebagai Radar Banyumas.

Berkaitan dengan kariernya yang terbangun sejak mahasiswa ini, Irwan mengaku bahwa keluarganya memiliki peran yang sangat besar. Menurutnya, ketika seseorang meniti karier yang lebih tinggi, ada beberapa hal yang harus rela dikorbankan, termasuk waktu untuk keluarganya. Di sinilah, baginya, rasa saling pengertian dan dukungan penuh dari seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan.

Ditanya mengenai harapannya untuk UNS, Irwan menitipkan pesan untuk para mahasiswa di UNS agar memanfaatkan segala potensi selama kuliah. Menurutnya, pengembangan potensi ini penting untuk mengembangkan kemampuan individu. Berdasarkan pengalamannya semasa menempuh studi di UNS, Irwan menuturkan bahwa bila waktu mahasiswa hanya diisi dengan kuliah saja, kitalah yang akan rugi sendiri.Pria yang sesekali menyelipkan tawa kecilnya ketika dihubungi melalui telepon ini mengaku bangga terhadap nama almamaternya tercinta. Irwan juga mengatakan bahwa seluruh mahasiswa UNS bertanggung jawab untuk mengenalkan nama UNS kepada masyarakat. “Di kalangan praktisi media, saya kira mengenal UNS karena alumninya berkualitas dan mampu menunjukkan keunggulannya. Jadi, jangan merasa minder,” pungkasnya. [*]

The post Perjalanan Meniti Karier A la Irwan Setyawan appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Daftar Peserta Wisuda D3 UNS Maret 2015

Art Edu Care #6: Art in Between, Realisasi Visi Misi FKIP Seni Rupa

$
0
0
Ravik didampingi Ketua Panitia Art Edu Care #6, Adam Wahida, terima penjelasan dari delegasi Ui TM Melaka, Senin (16/3/2015).

Ravik didampingi Ketua Panitia Art Edu Care #6, Adam Wahida, terima penjelasan dari delegasi Ui TM Melaka, Senin (16/3/2015).

Program Studi Pendidikan Seni Rupa (PSR) FKIP UNS menggelar Art Edu Care #6—pameran seni rupa internasional—di Taman Budaya Jawa Tengah, Senin-Jumat (16-20/3/2015). Acara yang kali keenam digelar dalam rangka Dies Natalis UNS ke-39 ini mengusung tema Art in Between.

Adam Wahida selaku ketua panitia mengatakan bahwa tema yang dipilih sejalan dengan lahan gerak program studi dalam bidang pendidikan. “Jadi di dalam seni rupa kontemporer ada satu genre yaitu partisipatory art, jadi ini sesuai dengan misi lembaga kami yang menggerakkan kreativitas masyarakat melalui seni dan budaya,” ungkap Adam. Salah seorang panitia yang lain Muhammad Satrio Adi Wibowo menambahkan bahwa tema ini dipilih karena proyek seni itu sendiri berada di antara pelaku seni dan masyarakat awam yang tidak ahli dalam bidang kesenian.

Berangkat dari pendekatan partisipatory art tersebut, panitia bekerja sama dengan berbagai lapisan masyarakat dengan mengadakan workshop untuk menghasilkan karya seni. Dari anak-anak di TK, SD, SLB, panti asuhan, hingga anak-anak punk jalanan diajarkan untuk membuat suatu karya seni. Selanjutnya, hasil tangan mereka dipajang bersama hasil karya mahasiswa Program Studi PSR dan delegasi undangan di galeri utama.

Rektor UNS, Ravik Karsidi, yang hadir untuk membuka acara tersebut, Senin (16/3/2015), berharap bahwa untuk penyelenggaraan pameran pada tahun depan agar universitas se-Indonesia bisa terlibat. “Karena Pak Furqon (Dekan FKIP-red) ini adalah ketua asosiai LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan-red) Indonesia, mestinya nanti Pak Furqon tinggal bilang ‘yuk, kita ke Solo setahun sekali’ (ke universitas lain-red), dan insya Allah nanti akan menjadi lebih besar,” papar Ravik. Ravik juga memberikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan panitia menyelenggarakan pameran internasional ini.

Selain diramaikan oleh berbagai universitas dalam negeri seperti UNY Yogyakarta, UNNES Semarang, UNJ Jakarta, UPI Bandung, UM Malang, dan Unesa Surabaya, pameran ini juga diikuti oleh universitas dari luar negeri—Ui TM Melaka dan Ui TM Serawak (Malaysia) serta Australian National University (Australia). Berbagai komunitas seni dari berbagai daerah juga turut berpartisipasi dalam pameran lingkup internasional ini. [] (dodok.uns.ac.id)

The post Art Edu Care #6: Art in Between, Realisasi Visi Misi FKIP Seni Rupa appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Akhir Maret 2015, UNS Siap Wisuda 217 Mahasiswa D3

$
0
0

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta akan menggelar wisuda untuk 217 mahasiswa dari program diploma, Sabtu (28/3/2015) mendatang. Acara wisuda pada periode Maret tahun akademik 2014/2015 ini akan dihelat di auditorium UNS.

Dari 217 calon wisudawan, 13 calon di antaranya berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Calon wisudawan Fakultas Pertanian sebanyak 5 calon. Fakultas Kedokteran untuk program diploma III sebanyak 1 calon wisudawan dan diploma IV sebanyak 7 calon wisudawan. Fakultas Sastra dan Seni Rupa sebanyak 59 calon wisudawan, Fakultas Teknik 78 calon wisudawan, Fakultas Ekonomi 31 calon wisudawan, dan sisanya berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebanyak 23 calon wisudawan. Hanya satu calon wisudawan yang akan lulus dengan predikat pujian, yakni mahasiswa dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

Pada prosesi wisuda program diploma mendatang, Ryan Wahyu Andrioko dari FMIPA berkesempatan mewakili calon wisudawan lainnya untuk membacakan sambutan wisudawan. Sedang Olga Aprilia Saudah yang juga berasal dari FMIPA berkesempatan membacakan prasetya alumni yang akan ditirukan calon wisudawan lainnya. Gladi bersih wisuda dilaksanakan pada Kamis 26 Maret 2015.[] (nana.red.uns.ac.id)

The post Akhir Maret 2015, UNS Siap Wisuda 217 Mahasiswa D3 appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Peringati Hari Konsumen Nasional, FEB UNS akan Gelar Seminar “Hak-hak Konsumen Jasa Sistem Pembayaran”

$
0
0

Memperingati Hari Konsumen Nasional 2015, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS) akan menggelar seminar bertajuk “Hak-hak Konsumen Jasa Sistem Pembayaran”, Selasa (31/3/2015) mendatang. Seminar yang akan diselenggarakan di aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS ini bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran.

Direktur Pemberdayaan Konsumen, Kementerian Perdagangan RI, Ganef Judawati, akan memberikan uraian mengenai Hari Konsumen Nasional (Harkonas) Tahun 2015 pada seminar yang dimulai pukul 08.00 WIB ini. Sedang Pengenalan Sistem Pembayaran Non Tunai dan Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran akan disampaikan oleh Ida Nuryanti, Pemimpin DKSP. Pada kesempatan ini pula, Tindak Pidana Terkait Fraud Kartu Kredit dan Kartu ATM/Debet menjadi salah satu bahasan yang akan disampaikan oleh Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus dari Kepolisian RI, Kombes Polisi Victor Simanjuntak. Seminar ini dimoderatori langsung oleh Dekan FEB UNS, Wisnu Untoro.

Seminar ini juga akan dimeriahkan oleh pameran produk UMKM, musik organ tunggal, paduan suara dari mahasiswa UNS, pemaparan informasi sistem pembayaran, ciri-ciri keaslian uang rupiah, informasi produk perbankan, penjualan buku bookstore UNS dan jajanan kampus. Diharapkan, melalui seminar ini peserta mampu mengenali hak-hak mereka sebagai konsumen.
Peserta seminar terbuka untuk seluruh mahasiswa UNS. Konfirmasi kehadiran seminar (gratis) di 085726118179 (Mia) dengan format sms: Nama_NIM_Fakultas. Tempat terbatas.
[] (nana.red.uns.ac.id)

The post Peringati Hari Konsumen Nasional, FEB UNS akan Gelar Seminar “Hak-hak Konsumen Jasa Sistem Pembayaran” appeared first on Universitas Sebelas Maret.

dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B-KBD, Mengenal Kesahajaan Kepala RSPAD Gatot Subroto

$
0
0

Ia dikenal sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Di tengah kesibukannya, pria bernama lengkap dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B-KBD ini mau menyempatkan diri diwawancarai oleh tim penyusun. Menjelang sore hari, ketika dihubungi melalui telepon, Ponco menjawab segala pertanyaan dengan ramah. Logat Jawa Tengah yang khas, terdengar masih kental dalam suaranya.

Alumni UNS, dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B-KBD

Alumni UNS, dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B-KBD


“Ah, masa, sih, nama saya ada di situ?” tanya dokter kelahiran 1958 ini ketika tim penyusun mengaku sempat membaca nama Ponco di berbagai situs berita sebagai Tim Dokter Kepresidenan. Tawa kecil terdengar dari suaranya, berusaha merendah bahwa dirinya tidak cukup terkenal untuk tercantum di situs berita nasional.

Dibesarkan oleh orang tua yang tidak memiliki latar belakang dokter, Ponco terinspirasi oleh ayahnya yang bekerja sebagai tentara kesehatan. Berangkat dari hal itulah, pria yang pernah mengenyam pendidikan menengah atas di SMAN 5 Surakarta ini memilih Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret sebagai pendidikan tingginya. Ponco mengaku ingin menjadi lebih baik dari ayahnya. Selepas lulus SMA, FK ia rasa sebagai pilihan fakultas yang bagus di UNS. Maka, ia pun memutuskan mendaftarkan diri. Bagi Ponco, menjadi dokter adalah salah satu cara berkontribusi bagi negeri. “Saya masih merasa biasa saja, tidak ada yang istimewa dari saya,” tutur pria yang dulu pernah menjadi kepala RS di Timor Timur ini.

Ponco mengaku tak menyangka akan menjadi salah satu alumni UNS terbaik dalam Dies Natalis ke-39 UNS 2015. Pria yang kini menetap di Jakarta ini lulus dari Fakultas Kedokteran UNS pada tahun 1985. Kepada tim penyusun, Ponco menceritakan perjalanan studi dan kariernya hingga sekarang ini. Ia juga bercerita tentang prosesnya menempuh pendidikan militer setelah lulus dari Fakultas Kedokteran UNS. Sifatnya yang pekerja keras dan ulet, telah menuntunnya menjalani karier kedokteran hingga kini menjadi dokter subspesialis bedah digestif. Setelah lulus dari UNS, Ponco menempuh wajib militer selama empat bulan sebelum dilantik menjadu letnan pada 1986. “Saya menjalani langkah bertahap, menjadi tentara, dokter batalyon, dokter TNI, dan seterusnya,” jelasnya.

Menjadi dokter TNI dan bekerja dalam instansi angkatan darat, Ponco mengaku terlatih dalam hal kedisiplinan dan keamanan terkait kode etik dokter yang harus dipatuhinya. Dokter yang menamatkan pendidikan dokter spesialis di Universitas Padjajaran ini juga menceritakan, untuk meniti karier dokter, seorang lulusan kedokteran bisa memilih beberapa jalur, yakni TNI, pendidikan, dan Kemenkes. Kala itu, Ponco lebih memilih bergabung dengan TNI meski tidak semua orang mengetahui bahwa dokter bisa mengembangkan pendidikannya dengan menjadi TNI. “Selain pangkat, di TNI, dokter bisa mengembangkan karya dan pendidikan mereka,” tutur Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan.

Ketika berkuliah di UNS, Ponco lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan berolahraga. Pria yang lahir, tumbuh, dan besar di kota Surakarta ini bahkan pernah mengikuti Karate Lemkari di sela-sela waktu kuliahnya. “Saat ini saya masih senang berolahraga, tapi paling-paling hanya jogging atau pun bersepeda,” kata Brigadir Jenderal TNI ini.

Meski mendedikasikan hidupnya dalam dunia kesehatan, Ponco mengaku tak pernah mengharuskan anak-anaknya menempuh pendidikan dokter. Ayah tiga anak ini membebaskan anak-anaknya untuk memilih bidang studi mereka masing-masing. Sembari tertawa kecil, ia menceritakan ketiga anaknya yang masing-masing mengambil bidang psikologi, hukum, dan ekonomi.

Hingga kini, dokter yang menjadi pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia–IKABDI Pusat—ini masih terus mengikuti perkembangan kampus UNS Surakarta. Ponco mengaku sangat salut dan bangga atas akreditasi A yang diperoleh UNS. Ia juga berharap, UNS terus berkembang, dan Fakultas Kedokteran UNS terus meningkatkan kualitas sehingga mampu mencetak lebih banyak dokter profesional yang berkontribusi bagi dunia kesehatan Indonesia.

“Semoga semakin banyak dokter profesional lulusan UNS, yang berkiprah di dunia kesehatan, tidak hanya di wilayah Jawa Tengah, tetapi juga nasional,” ujar Ponco menyampaikan harapannya untuk UNS di usia yang ke-39 tahun. [*]

The post dr. Ponco Agus Prasojo, Sp.B-KBD, Mengenal Kesahajaan Kepala RSPAD Gatot Subroto appeared first on Universitas Sebelas Maret.


Dra. Sri Hartini, M.Si. : Berjuang untuk Masyarakat Tradisi

$
0
0

Keberuntungan datang kepada perempuan asal Wonogiri ini ketika ia dinyatakan lulus dari Universitas Sebelas Maret, 31 tahun silam. Setidaknya, satu langkah berhasil ia capai untuk mengejar cita-citanya yang sederhana, sebagai pegawai negeri. “Kuliah di UNS saja sudah sangat beruntung, namanya juga dari daerah,” kenang perempuan asal Wonogiri ini. Lulus dari jurusan Filsafat Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS Sri Hartini, nama perempuan itu, kini menjabat sebagai Direktur Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Ditjenbud, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Alumni UNS, Dra. Sri Hartini, M.Si.

Alumni UNS, Dra. Sri Hartini, M.Si.


Pencapaian saat ini ia tempuh melalui perjalanan panjang dan kesabaran. Siapa sangka, Sri pernah menjadi sekretaris para artis di Taman Ismail Marzuki. Sebagai perempuan muda dari daerah yang selalu memegang teguh pesan ayahandanya, awalnya Sri ragu ketika ada orang yang menawari pekerjaan sewaktu ia mengantre pembuatan kartu kuning di Jakarta. “Bapak selalu bilang waspada kepada orang asing. Ini malah ada orang yang menawari pekerjaan. Katanya susah mencari pekerjaan, saya malah ditawari pekerjaan,” ujarnya membuka kenangan di awal karir. Meski ragu, keesokan harinya, Sri pergi ke kantor yang dimaksud dan diterima tanpa memasukkan surat lamaran. Saat itu, ia berpikir tak ada salahnya mencoba sembari menunggu formasi penerimaan pegawai negeri dibuka. Perkerjaannya saat itu mengatur jadwal para artis termasuk mengurus perjalan ke luar negeri saat akan pentas.

Setahun kemudian, lowongan pegawai negeri dibuka. Ada salah satu formasi yang membutuhkan satu sarjana filsafat. “Saya mendaftar saja, yang penting ada filsafat-filsafatnya. Dan saat itu saingan berat dari lulusan UGM yang sudah menjadi pegawai honorer pula,” tutur Sri. Terdengar dari suaranya, ia tersenyum mengingat begitu percaya dirinya pada waktu itu. Perempuan kelahiran 25 Juli 1960 ini mengikuti hampir semua tahapan seleksi. Sampai pada tahapan screening, ia ditanya oleh penguji tentang kealpaannya di tahap sebelumnya. Sri berdalih, biasanya calon yang sudah pernah menjadi pegawai honorer mempunyai peluang lebih besar. Rupanya, dugaan Sri salah. Di hari pengumuman, terdapat nama Sri Hartini yang berarti dirinya dinyatakan lolos sebagai pegawai negeri. “Saat itu saya tidak tahu dan tidak ada gambaran seperti apa pekerjaan yang akan saya hadapi. Yang penting lolos,” kelakar Sri.
45-Dra. Sri Hartini, M.Si.
Sri Hartini, perempuan asal Wonogiri ini pernah menjabat sebagai Kasi Dok-Pus Kementerian Pendidikan Nasional (1995); Kasi Sosialisasi NIL Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2001); Kasi Kajian dan Sosialisasi, Kemenbudpar(2002); Kabid Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, Kemenbudpar (2003); Kasubdit Kelembagaan, Kemenbudpar (2003); kabag kepegawaian dan Organisasi Kemenbudpar (2009); dan Kabag Hukum dan Kepegawaian, Ditjenbud, Kemendikbud (2012). Yang terakhir, sejak Februari 2014 ia menjabat sebagai Direktur Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Ditjenbud, Kemendikbud hingga kini.

Berhubungan dengan pekerjaannya saat ini, Sri bersentuhan dengan masyarakat tradisi, komunitas adat, organisasi kepercayaan dan mengurusi tentang kepercayaan lokal, serta nguri-uri tradisi. “Berbicara tradisi itu, berarti bicara tentang upacara, perilaku, norma, pengobatan bahkan hingga pakaian,” terang Sri. Kelompok Samin, Badui, Marapi adalah contoh garapan pekerjaan Sri saat ini. Bagi Sri Hartini, tantangan dalam pekerjaannya justru datang dari masyarakat dan pemerintah lokal bukan dari objek sasaran. “Bagaimanapun kita tidak bisa memaksakan sebuah kepercayaan. Membuat masyarakat sekitarnya mengerti, itulah yang sulit. Memaksa, berarti melanggar undang-undang,” ujarnya menjelaskan. Sri menambahkan, dalam sebuah tradisi, ada tradisi yang bisa dilestarikan ada yang tidak. Begitu juga tradisi kemarin, sekarang dan yang akan datang harus dipikirkan keberlangsungannya. “Yang saya perjuangkan saat ini adalah bagaimana masyarakat tradisi dan daerah terpencil yang terdiskriminasi harus dilayani oleh pemerintah,” ujarnya dari ujung sambungan telepon.

Bekerja membawa almamater. Itulah salah satu pegangan Sri Hartini dalam bekerja. “Kadang ketika ada suara-suara tidak enak, saya mengingatkan kepada rekan bahwa kita membawa nama almater. Tingkah laku dalam bekerja harus diperhatikan,” terangnya. Selain itu, menganggap pekerjaan sebagai amanah adalah kunci lain yang membuat setiap langkahnya terasa ringan karena ikhlas. Di awal karirnya, Sri harus melaju dari Bekasi ke Jakarta menggunakan vespa kesayangan. Perempuan tangguh ini berujar, ”Perjuangan hidup di Jakarta itu berat, enak hidup di Solo.”

Pencapaiaan saat ini, tak lepas dari dukungan keluarga. Untuk memenuhi pekerjaannya, tak jarang Sri Hartini harus ke daerah-daerah di seluruh pelosok Indonesia. Dukungan keluarga yang mengalir kepadanya, membuat Sri ringan mengemban tugas ini sebagai amanah. “Ibu adalah pendidik yang pertama dan utama. Ayah itu nomor dua. Begitu yang kami terapkan di keluarga,” ujar Sri tak lupa tentang keluarganya. Bagi ibu tiga anak ini, pendidikan diawali dengan disiplin. Pendidikan agama juga diterapkan sedini mungkin kepada anak-anaknya. Saat ia dan suami bekerja, ada asisten rumah tangga yang membantu mengawasi anak-anaknya. Asisten rumah tangga yang sudah bekerja selama 24 tahun di keluarga Sri bahkan sudah dianggap sebagai bagian dari keluarganya.

Berbicara tentang almamaternya, Sri Hartini merasa bangga atas pencapaian UNS hingga saat ini. Di dunia kerja, lulusan UNS sudah terbukti mampu bersaing dengan lulusan universitas bonafit lainnya. Banyak lulusan UNS yang menduduki posisi penting di perusahaan besar maupun pemerintahan. Banyak pula lulusan yang mengabdi sebagai akademisi. “Semoga UNS mampu mencetak manusia yang unggul dan berkarakter,” harap Sri.[*]

The post Dra. Sri Hartini, M.Si. : Berjuang untuk Masyarakat Tradisi appeared first on Universitas Sebelas Maret.

D-3 TI FMIPA Ajak Mahasiswanya Jadi Pebisnis Game

$
0
0
Samuel Henry berikan materi dalam acara GameDev, Technical and Business, Senin (30/3/2015).

Samuel Henry berikan materi dalam acara GameDev, Technical and Business, Senin (30/3/2015).

Program Studi Diploma III (D-3) Teknik Informatika (TI) FMIPA UNS menggelar Workshop GameDev, Technical and Business di Aula Gedung B FMIPA Lantai 4, Senin (30/3/2015). Narasumber yang hadir dalam workshop ini adalah Wicak Hidayat, wartawan Kompas yang juga sering menjadi juri lomba start-up company, dan Samuel Henry, seorang praktisi game dari Jogja Digital Valley dan mentor Gameloft.

Fokus dalam acara ini adalah mengajak mahasiswa untuk membuat produk yang dasarnya dari sebuah game dan menjadikan produk tersebut menjadi sebuah bisnis. “Pak Samuel mempunyai kemampuan yang bagus untuk komunikasi bisnis game,” jelas Antonius Bima Murtiwijaya, penanggung jawab acara tersebut.

Samuel sendiri menjelaskan beberapa pengalamannya selama menjadi praktisi game. Dia juga memberikan cara-cara membuat game dalam waktu singkat dan mengatakan suatu tren di Indonesia akhir-akhir ini. “Orang-orang Indonesia itu sekarang lebih suka bermain game-game yang ringan (sambil memberitahukan beberapa judul permainan berukuran kecil),” kata Samuel yang diiringi gelak tawa peserta.

Peserta terdiri dari 130 mahasiswa tingkat akhir D-3 TI, 50 anggota Dilo Solo, dan 20 orang dari mahasiswa umum. Workshop ini juga diadakan berkaitan dengan banyaknya mahasiswa tingkat akhir yang mengerjakan tugas akhir (TA) bertema game. Kebanyakan dari mereka setelah lolos tahap pendadaran, garapan mereka hanya selesai di tataran tersebut, tidak dilanjutkan ke tahap bisnis. “Saya kira ini sangat pas buat mereka, bagaimana mereka bisa membuat tugas akhir, selesai bikin tugas akhir, lalu bisa dijual barangnya,” Bima menjelaskan.

Prodi ini juga bekerja sama dengan Digital Innovation Lounge (Dilo) Solo yang merupakan pusat interaksi peminat dan pelaku industri kreatif digital dan juga Terasolo yang memberitakan usaha kecil dan menengah (UKM) di lingkungan Solo Raya.

Bima juga menyampaikan bahwa acara ini merupakan momentum. Momentum agar nantinya Dilo Solo bisa menjadi markas start-up company bagi mahasiswa yang sudah lulus, sehingga Prodi D-3 TI juga bisa menyatu dengan komunitas-komunitas yang ada di Solo.

Sedangkan Terasolo, masih menurut Bima, didatangkan untuk menawarkan kerja sama kepada peserta yang hadir. Kerja sama tersebut dalam bentuk belajar bersama. Bagi mahasiswa yang tertarik untuk belajar bagaimana mengelola website, berbisnis, dan cara berkomunikasi—terkait dengan fokus gerak Terasolo yang memberitakan masalah bisnis dan menjadi perantara untuk penjual dan pembeli. [] (dodok.red.uns.ac.id)

The post D-3 TI FMIPA Ajak Mahasiswanya Jadi Pebisnis Game appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Wisuda Diploma UNS Periode II Luluskan 217 Wisudawan

$
0
0
Prof. Dr. Ravik Karsidi, M. S., selaku ketua sidang senat memindahkan tali toga dan berikan ijazah kepada wisudawan yang lulus dengan predikat cumlaude pada Wisuda Program Diploma Universitas Sebelas Maret Periode II Tahun Akademik 2014/2015

Prof. Dr. Ravik Karsidi, M. S., selaku ketua sidang senat memindahkan tali toga dan berikan ijazah kepada wisudawan yang lulus dengan predikat cumlaude pada Wisuda Program Diploma Universitas Sebelas Maret Periode II Tahun Akademik 2014/2015

Wisuda Program Diploma Periode II Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta luluskan 217 wisudawan, Sabtu (28/3/2015). Bertempat di auditorium, wisuda dipimpin oleh ketua senat, Ravik Karsidi.

Wisuda ini merupakan wisuda terakhir pada tahun akademik 2014/2015 untuk program diploma. “Kalau program diploma itu ada 2 kali wisuda, sedangkan program sarjana dan pascasarjana itu ada 4 kali wisuda,” tutur Ravik.

Sebanyak 217 wisudawan, yang terdiri dari 7 wisudawan Program Diploma IV dari Fakultas Kedokteran (FK) dan 210 wisudawan Program Diploma III dari Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) telah resmi menyandang gelar Ahli Madya dan Sarjana Sains Terapan.

Uniknya, pada wisuda periode II tahun akademik 2014/2015 ini hanya terdapat 1 wisudawan yang lulus dengan predikat cumlaude, yaitu Aninda Rahmania, A. Md., dengan IPK 3,79 dari Program Studi Bahasa Cina. Sedangkan untuk predikat wisudawan termuda, diraih oleh Berliani Syana Wahidah, A. Md., yang berusia 20 tahun 2 bulan saat lulus. Sedangkan predikat wisudawan tertua, diraih oleh Rokhima Esti Mahyani, A. Md., yang berusia 31 tahun 9 bulan saat lulus.

“Cumlaude merupakan sebuah tantangan. Bagaimana seseorang dengan predikat cumlaude dapat bersaing dan membuktikan kualitas dalam dunia kerja. Jadikan itu sebagai motivasi. Lalu untuk predikat wisudawan tertua, tidak usah merasa dituakan, karena belajar itu sampai akhir hayat,” terang Ravik. Dengan wisuda ini, maka total jumlah alumni Program Diploma UNS Surakarta sejak berdirinya mencapai 38.486 alumni.

Dalam sambutannya, Ravik memaparkan bahwa saat ini Indonesia sedang berusaha meningkatkan pendapatan per kapita, yang semula US$ 3.500 menjadi US$ 12 ribu. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha, kerja keras, dan optimisme dari semua generasi bangsa.

“Sarjana vokasional seperti Saudara sekalian lah yang akan membantu meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia. Saya yakin mereka (yang membantu meningkatkan pendapatan per kapita) adalah Saudara-Saudara yang diwisuda hari ini. Jadi Saudara harus berusaha, bersungguh yang dalam bahasa Arab artinya man jadda wa jadda,” tutur Ravik mengakhiri sambutannya. [] (azaria.red.uns.ac.id)

The post Wisuda Diploma UNS Periode II Luluskan 217 Wisudawan appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Diterapkannya SSO, Civitas Akademika UNS Bakal Bisa Akses Internet tanpa Batas

$
0
0
Berselancar dengan internet: mahasiswa UNS memanfaatkan akses untuk mencari referensi tugas kuliah.

Berselancar dengan internet: mahasiswa UNS memanfaatkan akses untuk mencari referensi tugas kuliah.

Unit Pelaksana Teknis Pusat Komputer Universitas Sebelas Maret (UPT Puskom UNS) telah mengembangkan Single Sign On (SSO). SSO sendiri merupakan sebuah sistem yang dikembangan untuk semua civitas akademika UNS agar dapat mengakses Sistem Informasi Manajemen (SIM) UNS, seperti portal website universitas, webmail, Sistem Informasi Akademik (SIAKAD), registrasi online, Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG), dan layanan internet lainnya yang terdapat di lingkungan UNS hanya dengan menggunakan satu akun untuk melakukan akses.

laman profil.uns.ac.id untuk aktivasi email

laman profil.uns.ac.id untuk aktivasi email

Akun itu nantinya akan berbentuk email yang berada di bawah domain user@student.uns.ac.id, bagi mahasiswa, dan user@staff.uns.ac.id, bagi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan pegawai lain. Untuk mendapatkan akun tersebut, civitas akademika hanya perlu melakukan aktivasi email dengan mengakses portal http://profil.uns.ac.id. Setelah memilih menu Aktivasi Email, civitas akademika akan diminta untuk memasukkan NIP/NIK, bagi pegawai, dan NIM serta PIN dari bank, untuk mahasiswa. Dengan mengikuti alur pembuatan, maka jadilah akun tersebut dan siap untuk digunakan.

Bukan tanpa sebab UPT Puskom UNS mengembangkan SSO. Permasalahan manajemen penggunaan layanan internet di lingkungan UNS yang sedikit menyulitkan menjadi salah satu dasar pembuatan program tersebut. ““Maka kemudian muncul ide untuk bikin Single Sign On, sehingga nanti diharapkan warga UNS ketika mengakses SIM UNS secara keseluruhan itu hanya cukup mengingat satu username satu password,”” terang Ristu Saptono, Sekretaris UPT Puskom UNS.

Masalah yang dimaksud contohnya adalah ketika seorang mahasiswa FMIPA yang tidak mempunyai password untuk menggunakan layanan internet di Fakultas Teknik (FT), maka dia tidak bisa berselancar di sana. Dengan diterapkannya SSO ini, civitas akademika UNS diharapakan bisa mengakses layanan internet di seluruh lingkungan UNS.

SSO ini juga diaplikasikan untuk mengatasi layanan internet yang digunakan oleh orang-orang yang bukan merupakan warga UNS. Dikarenakan masalah pertanggungjawaban penggunaan bandwidth, pihak UPT Puskom UNS tidak ingin “”kecolongan”” dan ingin melakukan pengetatan. Alurnya adalah ketika seseorang ingin menggunakan layanan internet UNS, maka ia akan diarahkan oleh sistem ke laman internet.uns.ac.id. Di sana tersedia kotak dialog berisi email dan password yang harus diisi. Bagi nonwarga UNS yang tidak memiliki email dan password, maka akan menggunakan layanan internet UNS dengan akun Guest. Akun tersebut hanya bisa didapat dengan cara mendaftarkan diri ke Admin Unit Kerja masing-masing pada jam kerja.

Pihak UPT Puskom UNS sendiri berencana melakukan ujicoba di area kantor pusat dan FT selama dua minggu dimulai 1 April 2015. ““Di FT kan kebetulan penggunanya aktif. Kalau ternyata di sana sudah ada banyak masukan, nanti kita stop dalam artian melakukan evaluasi untuk kemudian kita (bisa-red) terapkan di fakultas lain,”” papar Ristu lebih lanjut. Penerapan tersebut akan dilakukan secara bertahap.

UPT Puskom UNS yang nantinya akan berubah nama menjadi UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini juga bekerja sama dengan Google. Sebagai salah satu langkah untuk mendukung dunia kependidikan, pihak Google menyediakan tempat penyimpanan (storage) yang sangat besar. Jika pada domain user@gmail.com Google menyediakan storage sebesar 15 GB, maka pada domain user@staff.uns.ac.id dan user@student.uns.ac.id jauh lebih besar, masing-masing sebesar 10 TB dan 5TB. [] (dodok.red.uns.ac.id)

The post Diterapkannya SSO, Civitas Akademika UNS Bakal Bisa Akses Internet tanpa Batas appeared first on Universitas Sebelas Maret.

RRSC UKM Pramuka UNS: Pramuka yang Berdaya Saing Global

$
0
0
Gunakan Api Fantasi: Para Peserta Ikuti Upacara Api Unggun di GOR UNS, Sabtu (28/3/2015).

Gunakan Api Fantasi: Para Peserta Ikuti Upacara Api Unggun di GOR UNS, Sabtu (28/3/2015).

Unit Kegiatan Mahasiswa Praja Muda Karana Universitas Sebelas Maret (UKM Pramuka UNS) Gugus Depan 04.555 dan 04.550 menggelar kembali Rover Ranger Scout Competition (RRSC), Jumat-Minggu (27-29/3/2015). RRSC ke-4 ini mengusung tema Pramuka yang Berdaya Saing Global. Tercatat sebanyak 396 peserta yang datang dari 24 pangkalan ikut memeriahkan kompetisi ini. Awalnya acara ini hanya digelar untuk Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Tengah, tetapi salah satu pangkalan dari SMA Negeri 3 Blitar, Kwarda Jawa Timur, mendaftarkan diri dan diterima oleh panitia.

Peserta diwajibkan untuk membayar uang registrasi sebesar Rp 350ribu per sangga. Sangga merupakan satuan terkecil dalam Penegak dan berada di bawah suatu pangkalan. Fasilitas yang didapat peserta berupa kartu pengenal, sertifikat, tiska (tanda ikut serta kegiatan), buku kegiatan, dan konsumsi.

Ketua Panitia RRSC 2015 Andri Priyambodo mengatakan bahwa disamping untuk mengasah kemampuan dan pengetahuan peserta tentang organisasi kepanduan, acara ini juga untuk mempererat tali persaudaraan. “Tujuan utamanya adalah mempererat kembali tali persaudaraan antar anggota pramuka Penegak,” paparnya. Dia juga berharap bahwa RRSC tahun depan bisa diadakan dalam lingkup yang lebih besar, yaitu se-Jawa atau mungkin se-Indonesia.

Ada enam kegiatan yang diperlombakan dalam acara ini, antara lain Peraturan Baris-Berbaris (PBB), Teknologi Tepat Guna (TTG)—mendaur ulang bahan-bahan sisa, Putra Putri RRSC, Giat Sangga, Outbound, dan Iklan Layanan Masyarakat (ILM)—mengajak pemuda pemudi untuk ikut pramuka.  Tiap-tiap lomba tersebut diambil juara satu sampai dengan tiga, dan pangkalan yang paling banyak mendapatkan juara dinobatkan sebagai juara umum. Selain mendapatkan piala tetap dan sertifikat, juara umum mendapatkan piala bergilir Rektor UNS. Predikat juara umum tahun ini dipegang oleh SMA Sakti Gemolong, Sragen.

Pada Sabtu malam, sesi upacara api unggun sempat terhambat oleh cuaca. Acara yang sedianya akan dilakukan di stadion dipindah ke gedung olah raga (GOR) UNS. Karena berada di dalam ruangan, tentu saja tidak menggunakan api alami. Tak kehabisan kreatifitas, panitia menggunakan api fantasi sebagai alternatif. Terbuat dari kertas berwarna-warni yang dihembuskan menggunakan blower serta disoroti dengan lampu pijar, api alami tersebut terlihat seperti api sungguhan. Sehingga acara tetap berjalan lancar. [] (dodok.red.uns.ac.id)

The post RRSC UKM Pramuka UNS: Pramuka yang Berdaya Saing Global appeared first on Universitas Sebelas Maret.

FEB UNS Helat Seminar “Hak-Hak Konsumen Jasa Sistem Pembayaran”

$
0
0
Seminar Hak-Hak Konsumen Jasa Sistem Pembayaran di Aula FEB UNS, Selasa (31/3/2015).

Seminar Hak-Hak Konsumen Jasa Sistem Pembayaran di Aula FEB UNS, Selasa (31/3/2015).

Memperingati Hari Konsumen Nasional 2015, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar seminar bertajuk “Hak-hak Konsumen Jasa Sistem Pembayaran”, Selasa (31/3/2015). Seminar yang diselenggarakan di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS ini bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran.

Direktur Pemberdayaan Konsumen, Kementerian Perdagangan RI, Ganef Judawati, turut hadir untuk memberikan uraian mengenai Hari Konsumen Nasional (Harkonas) tahun 2015 dalam seminar yang dimulai pukul 08.00 WIB ini. Sedang Ida Nuryanti, Pemimpin DKSP berkesempatan menyampaikan Pengenalan Sistem Pembayaran Non Tunai dan Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran. Pada seminar ini, Tindak Pidana Terkait Fraud Kartu Kredit dan Kartu ATM/Debet juga menjadi salah satu bahasan yang disampaikan oleh Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus  dari Kepolisian RI, Kombes Polisi Victor Simanjuntak. Seminar ini dimoderatori langsung oleh Dekan FEB UNS, Wisnu Untoro.

Ketua Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia, Abdulhamid Dipopramono menyampaikan Keterbukaan Informasi Publik di Bidang Konsumen. Dalam uraiannya, Abdulhamid menjelaskan perubahan masyarakat yang semula masyarakat tertutup, kini masyarakat Indonesia berada pada sistem masyarakat terbuka. Keadaan inilah yang melandasi kebutuhan akan keterbukaan informasi publik yang diatur dalam Undang-undang nomor 14/2008. Prinsip dasar keterbukaan informasi adalah seluruh informasi terbuka selain yang dikecualikan; penolakan berdasarkan pengujian atas konsekuensi bahaya yang timbul; serta jangka waktu kerahasiaan tidak permanen.

Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia turut menyampaikan materi perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran. Perlindungan konsumen memiliki fungsi edukasi, yakni memberikan pemahaman produk sistem pembayaran melalui berbagai media; konsultasi memberikan pemahaman jika terjadi permasalahan penggunaan jasa sistem pembayaran; serta fasilitasi, yaitu upaya penyelesaian pengaduan konsumen yang mengandung unsur sengketa pendataan. Sasaran perlindungan konsumen dalam hal ini adalah mereka pemegang kartu ATM/Debit, kartu kredit, uang elektronik serta pengirim dan penerima transfer dana, uang rupiah, dan lain-lain.

Seminar ini juga dimeriahkan oleh pameran produk UMKM, musik organ tunggal, paduan suara dari mahasiswa UNS, pemaparan informasi sistem pembayaran, ciri-ciri keaslian uang rupiah, informasi produk perbankan, penjualan buku bookstore UNS, dan jajanan kampus. Diharapkan, melalui seminar ini peserta mampu mengenali hak-hak mereka sebagai konsumen. [] (nana.red.uns.ac.id)

The post FEB UNS Helat Seminar “Hak-Hak Konsumen Jasa Sistem Pembayaran” appeared first on Universitas Sebelas Maret.

UNS dan Gunadharma Tandatangani Kerja Sama Pendidikan dan Penelitian

$
0
0
Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Gunadharma, Jumat (20/3/2015).

Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Gunadharma, Jumat (20/3/2015).

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Ravik Karsidi, menandatangani Nota Kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Rektor Universitas Gunadarma Jakarta, Margianti, Jumat (20/3/2015). Bertempat di ruang sidang 1, Gedung Pusat dr. Prakoso, penandatanganan MoU ini bertujuan untuk peningkatan program pendidikan dan penelitian kedua belah pihak.

Kerja sama dengan jangka waktu tiga tahun ini terdiri atas; kerja sama pendidikan program Doktor (S3); pertukaran tenaga pengajar, promotor atau kopromotor untuk program Doktor (S3); dan kerja sama penelitian. MoU ini akan ditindaklanjuti secara teknis dengan perjanjian kerja sama oleh pihak terkait sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Dalam kesempatan ini, Margianti juga memuji UNS yang memiliki peringkat lebih tinggi dari Universitas Gunadarma meskipun dua usia universitas ini hampir sama. UNS berdiri tahun 1976 sedangkan Gunadarma tahun 1981. UNS menempati 6 versi webometrics dari rangking web of universities pada edisi Januari 2015. Selain itu 4 International Colleges Universities (4ICU) menempatkan UNS pada peringkat 5 di Indonesia dan 691 di dunia. Margianti berharap, melalui kerjasama ini bisa membawa perubahan lebih baik. [] (inang.red.uns.ac.id)

The post UNS dan Gunadharma Tandatangani Kerja Sama Pendidikan dan Penelitian appeared first on Universitas Sebelas Maret.


Invitation for Prequalification

$
0
0

Invitation Notice for the Prequalification of bidders for The Development of Medical Education and Research Center and Two University Hospitals Project. Procurement Committee intends to select a potential equipment supplier to supply equipment according to the following packages.

More info >> Click here.

The post Invitation for Prequalification appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Tawaran Mengikuti Program SAME Dikti

$
0
0

Dirjen Pendidikan TInggi telah mengembangkan Program SAME (Scheme for Academic Mobility and Exchange), yaitu program mengirimkan atau mendatangkan profesor/dosen S3 (senior) ke luar atau ke dalam negeri untuk mengembangkan penelitian, memperbaharui bahan ajar dan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan terbaru di dunia pendidikan internasional, membimbing mahasiswa S3 terhadap dosen Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di luar negeri dalam kerjasama double degree, pemantapan dan peningkatan jejaring kerjasama double degree Master dan Doktor, melakukan joint research, serta penulisan karya ilmiah bersama.

Info selengkapnya tentang penawaran >> Klik di sini.

The post Tawaran Mengikuti Program SAME Dikti appeared first on Universitas Sebelas Maret.

UNS Cultural Night 2015 Siap Tampilkan Pentas 25 Negara

$
0
0
Perhelatan UNS Cultural Night 2015

Perhelatan UNS Cultural Night 2014

Universitas Sebelas Maret (UNS) Cultural Night atau lebih dikenal UCN akan kembali hadir pada 30 April 2015 mendatang. Sebuah pergelaran lintas budaya dari berbagai negara ini akan menyuguhkan pentas yang terdiri dari tari, lagu, peragaan busana, dan makanan tradisional dari mahasiswa asing. Tahun ini, 25 negara akan ikut berpartisipasi untuk meramaikan UNS Cultural Night 2015.
Guna mengantisipasi ludesnya tiket dalam sekejap, tahun ini International Office (IO) UNS sebagai penyelenggara membuka penjualan dalam bentuk tiket pre-sale. Tiket ini sudah mulai bisa didapatkan pada hari Selasa, 7 April 2015 mulai pukul 12.00 WIB. Bertempat di Gedung Puskom lantai 2 UNS, tiket terbatas ini sudah mulai bisa dibeli dengan harga khusus. Selain itu, untuk setiap pembelian, tiap orang hanya dapat membeli satu tiket pre-sale.
UNS Cultural Night merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh IO UNS yang bertujuan menyediakan wadah bagi mahasiswa asing untuk bersama-sama memperkenalkan kebudayaan negara masing-masing kepada mahasiswa dan civitas akademika UNS khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. UNS Cultural Night tahun ini merupakan tahun ketiga yang diselenggarakan oleh IO UNS. [](inang.red.uns.ac.id)

The post UNS Cultural Night 2015 Siap Tampilkan Pentas 25 Negara appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Pelamar Kerja Penuhi UNS Solo Job Fair 2015

$
0
0
Stan Kemenkeu menjadi stan primadona para pelamar kerja pada UNS Solo Job Fair 2015, Rabu (8/3/2015).

Stan Kemenkeu menjadi stan primadona para pelamar kerja pada UNS Solo Job Fair 2015, Rabu (8/3/2015).

Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu (08/04/2015), menjadi penuh sesak oleh peserta UNS Solo Job Fair 2015. Ribuan pelamar kerja dari berbagai penjuru daerah di Surakarta dan sekitarnya hilir mudik bergiliran memadati tempat perhelatan tersebut. Job Fair yang dikomando oleh Carreer Development Center (CDC) UNS ke-11 tersebut berlangsung selama 2 hari, mulai hari Rabu (08/04/2015) sampai dengan hari Kamis (09/04/2015).
Job Fair hari pertama dibuka oleh Pembantu Rektor III UNS, Dwi Tiyanto. Dalam sambutannya, Dwi menegaskan bahwa Alumni UNS telah siap kerja dan banyak dicari oleh perusahaan-perusahaan. “Pihak perusahan mengatakan bahwa pada tahun kedua di tempat kerja, Alumni UNS menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan mereka telah mempunyai softskill yang mumpuni untuk terjun ke dunia kerja,” ujarnya. Pada hari pembukaan, hadir dari Kementerian Keuangan RI yang diwakili oleh Budi Sulistyo dan Ketua CDC UNS, Kusnandar.
Presentasi dari beberapa perusahaan juga turut mewarnai kelangsungan acara untuk lebih menarik minat para pelamar kerja. Tercatat 5 perusahaan yang memprofilkan diri mereka, diantaranya adalah: P.T. Adhimix Precast Indonesia, P.T. BFI Finance Indonesia, P.T. Ashahimas Flat Glass TBK., BMT Tumang, dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia.
Tercatat 32 perusahaan, baik itu perusahaan BUMN maupun non-BUMN telah hadir menyemarakkan perhelatan ini. Terlihat Kemenkeu menjadi primadona bagi para pelamar kerja. Hal ini dibuktikan dari panjangnya antrian pelamar kerja dalam memasukkan Curriculum Vitae (CV) mereka ke stan Kemenkeu. [] (danur.red.uns.ac.id)

The post Pelamar Kerja Penuhi UNS Solo Job Fair 2015 appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Nostalgia dalam Festival Dolanan Tradisional UNS

$
0
0
Salah satu kelompok dari SD Negeri 3 Palur, Sukoharjo saat memerankan D’Fani Ninidhok di Auditorium UNS Surakarta pada Rabu (15/4)

Salah satu kelompok dari SD Negeri 3 Palur, Sukoharjo saat memerankan D’Fani Ninidhok di Auditorium UNS Surakarta pada Rabu (15/4)

Siang itu, terlihat kerumunan bocah sedang memaksa D’Fani, seorang gadis kecil bertopeng menari. Dua bocah laki-laki berebut bernyanyi agar gadis pemakai topeng Ninidhok itu mau menari. Satu menyanyikan lagu Sing Penting Joget, satu lagi menyanyi Sakitnya Tuh di Sini—dua lagu yang sering diputar di layar kaca. “Ninidhok gelem nari yen lagune Lir-Ilir,” ujar salah satu bocah. Benar saja, setelah dinyanyikan lagu Lir-Ilir sembari menari, D’Fani pun ikut menari. Dengan muka polos yang sumringah, bocah-bocah dari SD Negeri 3 Palur, peserta nomor undi 4 Festival Dolanan Tradisional itu menyelesaikan dolanan mereka.

Ditonton ratusan pasang mata, anak-anak SD dari eks-Karasidenan Surakarta dan Blora melakukan pergelaran permainan tradisional di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu (15/4/2015). Dengan durasi sekitar lima belas menit, tiap kelompok memainkan berbagai jenis permainan tradisional yang mulai jarang dimainkan anak-anak masa kini. Di antaranya yaitu egrang, lompat tali, nekeran, ular naga, dan lain sebagainya.

Diiringi dengan tabuhan gamelan dan lagu-lagu Jawa, pergelaran permainan tradisional disuguhkan dengan apik dan lebih hidup. Walaupun para pemain masih berusia sekolah dasar, mereka begitu menghayati tiap peran yang dimainkan. Kelompok dari SD Negeri Cemara 2 misalnya, saat bermain balap karung mereka seperti tidak sedang berakting. Seolah-olah mereka sedang bermain dalam kesehariannya. Ada yang curang untuk bisa menang dan ada pula yang menangis karena kalah.

Wajah lugu dan polos anak-anak kecil menghiasi tiap adegan pagelaran yang berjudul Festival Dolanan Tradisional Se-Jawa ini. Mereka menggambarkan kondisi anak-anak kecil di masa lampau yang belum tersentuh teknologi. Yang mana dahulu mereka rajin berkumpul bersama teman-teman untuk sekedar bermain ular naga, egrang, dan berbagai permainan tradisional lainnya. Sambil sesekali menyanyikan Lir-Ilir, Cublak-Cublak Suweng, maupun Menthok-Menthok.

Berbagai ide-ide kreatif pun disuguhkan oleh para pembimbing dalam pergelaran permainan tradisional ini. Tak hanya peralatan ataupun kostum yang kontemporer, pembimbing juga membuat tema-tema yang antimainstream untuk menggait minat para dewan juri. Salah satunya dari SD Negeri 3 Palur, Sukoharjo yang mengangkat tema D’Fani Ninidhok.

D’Fani Ninidhok menceritakan tentang seorang gadis yang selalu menjadi bintang kelas hingga kelas 5 SD. Namun sayang, dia tidak mau berkumpul bersama temannya untuk sekedar bermain. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan les privat. Hingga akhirnya teman-temannya berhasil mengajak D’Fani bermain dengan iming-iming sate lontong. D’Fani dijadikan Ninidhok selama beberapa jam di pekarangan rumah. Setelah D’Fani menangis, barulah teman-temannya memberikan sate lontong yang tadi dijanjikan.

Pergelaran ini tak hanya mengangkat kembali permainan tradisional yang mulai ditelan zaman. Namun ada juga hikmah yang dapat dipetik dari permainan tradisional yang dipentaskan oleh 17 kelompok anak-anak SD dan sanggar tersebut. Dari kisah D’Fani Ninidhok misalnya, penononton diajak menggali sebuah pelajaran berharga untuk tidak egois dan tetap menjalin hubungan baik antar sesama teman.

Dengan adanya Festival Dolanan Tradisional Se-Jawa ini, panitia berharap dapat membina karakter anak-anak sebagai aset penerus bangsa dengan sifat peduli, kerja sama, dan tolong menolong. “Agar semua menjadi peduli terhadap tradisional dolanan sehingga tidak punah. Kemudian anak-anak menjadi dekat, akrab, dan cinta dengan tradisi. Mengingat mereka nantinya adalah penerus generasi bangsa,” terang ketua panitia, Imam Sutarjo. Selain pergelaran permainan tradisional, acara ini juga menghadirkan Komunitas Anak Bawang dan Sanggar Sarotama untuk mengisi acara. [] (afifah.red.uns.ac.id)

The post Nostalgia dalam Festival Dolanan Tradisional UNS appeared first on Universitas Sebelas Maret.

Viewing all 6189 articles
Browse latest View live